Tiap cucur keringat para pejuang kini terbayar sudah. Tiap tetes darah yang pernah tumpah, segala pengorbanan untuk bangsa, terbayar dengan satu kata: merdeka. Tak terasa, sudah 72 tahun berlalu sejak itu.

Dirgahayu, Indonesiaku. Jaya selalu negeriku.

Apakah seluruh perjuangan berhenti sampai di sini? Betulkah kita sudah merdeka di segala lini?

Jangan ada kata berhenti karena perjuangan yang tanpa hentilah akan memberi lebih banyak arti. Perjuangan apa yang dapat dilakukan di masa kini?

Salah satu yang penting untuk diperjuangkan adalah masalah literasi. Mengapa demikian?

Negara kita sudah lama merdeka. Sayangnya, dari sisi literasi kita masih jauh tertinggal.

“Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.”

“Penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2012 menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat 60 dengan skor 396 dari total 65 peserta negara untuk kategori membaca. Di sisi lain, skor rata-rata internasional yang ditetapkan oleh PISA sendiri adalah sebesar 500.”

“Riset “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.”  

Miris sekali melihat angka-angka yang telah telanjur di tertulis. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Indonesia Belum Merdeka dari Sisi Literasi

Pembahasan mengenai masalah literasi ini sempat diadakan secara khusus melalui pertemuan Presiden Jokowi dengan teman-teman penggiat literasi pada Hari Sumpah Pemuda, beberapa waktu lalu. Hasilnya?

Menurut pengakuan teman-teman penggiat literasi, salah satu faktor yang cukup memengaruhi  masalah tersebut adalah persoalan pendistribusian bahan bacaan. Mereka menyampaikan bahwa terdapat kesenjangan bahan bacaan yang diperoleh masyarakat di ibu kota dengan masyarakat daerah yang sangat tinggi. Masyarakat ibu kota tentu dapat dengan mudahnya memperoleh buku, namun untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil mungkin tidak demikian. Distribusi buku untuk daerah-daerah terpencil tidak semudah yang dibayangkan.

Banyak sekali faktor yang memengaruhi sulitnya distribusi ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Salah satu contohnya, belum semua jasa ekspedisi mampu menjangkau daerah pelosok dan pedalaman negeri. Jikapun bisa, biaya pengirimannya tentu tidak murah. Seringkali, biaya untuk mengirim satu buku bacaan bahkan lebih tinggi dari harga buku itu sendiri.

Hal ini tentu berdampak panjang. Jika kasus pada tiap daerah terpencil sama seperti penjabaran di atas, berarti tiap daerah memiliki koleksi buku yang terbatas. Toko buku, sekolah, serta perpustakaan daerah mungkin tidak memiliki koleksi buku-buku terbaru. Sementara di pihak lain, bahan bacaan dan ilmu pengetahuan terus berkembang.

Pernah ada cuplikan film yang mengharukan sekaligus sangat miris. Meskipun lupa judul filmnya, kurang lebih isinya tentang kehidupan di Indonesia Timur yang serba terbatas. Peta yang mereka miliki masih peta Indonesia edisi lama dan buku-buku pelajaran pun masih menjabarkan bahwa Indonesia hanya terdiri atas 27 provinsi saja. Ini artinya, di tahun 2000-an saat itu, mereka masih menggunakan buku-buku terbitan tahun 1976.

Sungguh sangat disayangkan dan tidak dapat dimungkiri bahwa mereka masih Indonesia; mereka masih bagian dari kita semua. 

Film itu hanya gambaran umum. Akan tetapi, apakah kita akan diam saja jika hal itu benar-benar terjadi? Apa kita akan diam saja jika hal tersebut sangat mungkin terjadi dan tidak hanya di satu wilayah, melainkan juga di banyak daerah di Indonesia?

Komitmen untuk Berkontribusi

Tidak ada masalah tanpa solusi. Tidak ada sesuatu yang terlalu sulit untuk ditangani. Jika kita semua mau bergerak, jika semua mau berkontribusi, tentu segala masalah dapat teratasi.

Sesuai dengan misi kami untuk menyebarluaskan hikmah kepada masyarakat Indonesia dan global melalui konten-konten yang mencerahkan, kami tidak tinggal diam dalam menghadapi hal ini. Mizan, berkomitmen untuk mengambil bagian, untuk menjadi bagian dari perubahan.

Sekaligus, sebagai sarana kami dalam menjalankan core values orientasi kualitas, yakni membuat konsumen dan mitra merasa istimewa melalui konsistensi kualitas dan layanan prima, Mizan hadir untuk Indonesia.

Dengan menggunakan sistem belanja online, Mizan melalui mizanstore.com dapat dengan mudah diakses oleh semua. Selain itu, pelanggan akan dimanjakan dengan kemudahan untuk memilih buku-buku terbaru dan terbaik yang diterbitkan oleh penerbit dari seluruh Indonesia di halaman website mizanstore.com. Selanjutnya, buku-buku dapat didistribusikan ke segala penjuru negeri dengan menggunakan fasilitas ekspedisi terbaik yang bekerja sama dengan mizanstore.

Buku untuk Semua

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, mizanstore berkomitmen untuk memberikan kemudahan dalam mengakses bahan bacaan. Mulai dari kemudahan pemesanan melalui sistem online, semua orang dapat dengan mudah mengakses buku-buku terbaik dari berbagai penerbit di seluruh Indonesia. Selanjutnya, buku-buku dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia, menjangkau ke seluruh negeri.

Selain berkomitmen dalam hal keterjangkauan bahan bacaan, kami juga mempertimbangkan permasalahan biaya yang seringkali menjadi bahan renungan ketika hendak membeli buku. Oleh karena itu, kami terus berusaha meningkatkan layanan kami dan terus berpegang teguh pada komitmen bahwa semua orang berhak mendapat bacaan yang baik, dengan tanpa “tetapian”, termasuk dalam masalah harga.

Dalam pengaplikasiannya, kami mengadakan promo buku murah serta diskon spesial yang dapat dijangkau oleh semua. Biasanya, promo semacam ini kami adakan setiap bulan dengan buku-buku yang beragam dan berganti setiap bulannya. Untuk promo sepanjang bulan Agustus ini, kamu dapat mengeceknya melalui Promo Buku untuk Semua: Buku Murah Mulai 7 Ribu Rupiah. Ada pula berbagai promo lain, seperti Promo Merdeka untuk buku anak dan buku KKPK yang dapat dicek di tautan Promo Merdeka KKPK dan Promo Merdeka Buku Anak.

Mudah-mudahan dengan cara ini, tidak ada lagi masalah kesenjangan terutama dalam pendistribusian bahan bacaan ke seluruh penjuru negeri. Mudah-mudahan, usaha ini dapat meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Semoga dengan ini, kemerdekaan kita menjadi utuh, terutama dari segi literasi.

Dirgahayu, Indonesiaku. Jaya selalu negeriku.

[Hanung W L/Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
Dirgahayu Indonesiaku, Merdeka untuk Membaca Buku