Apakah semua alim ulama terlahir begitu saja sebagai orang saleh yang tak pernah melanggar aturan? Jika demikian, Buya Hamka tentu merupakan kekecualian yang tetap pantas dijadikan teladan.

Buya Hamka yang memiliki nama kecil Abdul Malik, terlahir dalam lingkungan ulama terpandang di Minangkabau. Hamka adalah cucu dari Haji Amrullah dan anak dari  Haji Rasul, alim ulama yang terpandang di Sumatera Barat.

Seperti halnya anak kecil lainnya, Malik (nama kecil Hamka) lebih suka kegiatan bermain daripada belajar. Hal ini tentu wajar, tetapi sayangnya, Ayahanda Haji Rasul (panggilan Malik kepada ayahnya) tidak menganggap itu sebagai hal yang biasa. Ayahanda Haji Rasul menaruh harap yang besar agar kelak Malik dapat menjadi anak yang berguna bagi agama dan bangsa, meneruskan perjuangannya menjadi seorang ulama.

Bukan Malik tidak mau menuruti nasihat orang tua. Bukan pula Malik ingin menjadi anak nakal yang pembangkang. Malik kecil hanya mengerti, bahwa masa kecil harusnya diisi dengan kebebasan dan keceriaan, setidaknya seperti itulah yang ia lihat dari teman-temannya. Semua itu, hal besar yang tidak pernah Malik kecil rasakan.

Pada usia 12 tahun, kedua orang tua Malik bercerai. Hal ini semakin membuat Malik geram. Malik bertindak seenaknya, keluar dari sekolah dan tidak lagi mau belajar ilmu agama. Pertengkaran antara Malik dengan Ayahanda Haji Rasul pun tak terhindarkan.

Pada akhirnya, Malik dewasa sadar akan kesalahannya semasa kecil. Di usia ke-17 tahun ia mulai mengerti pentingnya mempelajari ilmu agama. Keinginannya belajar menjadi tinggi. Malik kini mengerti semua nasihat Ayahanda Haji Rasul semata-mata ingin mendewasakannya sejak lama.

WhatsApp Image 2017-01-25 at 08.27.49

Dwilogi Hamka

Bagaimana semua bisa terjadi? Apa alasan Malik kecil mau belajar agama lagi? Peristiwa apa yang membawa Malik menjadi sosok Hamka yang kini dikenal dan diteladani sebagai seorang alim ulama? Semua jawaban terangkum lengkap dalam Dwilogi Hamka karya Haidar Musyafa, yakni Hamka dan Jalan Cinta Hamka.

Bagikan ke Sekitarmu!
Hamka: Si Bengal yang Jadi Ulama