Apakah orang “kacau” tidak boleh dapat kesempatan untuk berubah? Apakah orang yang terlanjur salah tidak akan pernah dapat kesempatan untuk menjadi benar? Selalu ada jalan bagi mereka yang ingin berhijrah karena di dunia ini, kesempatan kedua selalu terbuka.

Adalah Bang Tato, sosok yang saat ini cukup ramai dibicarakan sejak Fahd Pahdephie meluncurkan buku terbarunya: Hijrah Bang Tato. Sebuah buku berdasarkan kisah nyata perjuangan Bang Tato menjalankan kesempatan kedua, berhijrah untuk kehidupan yang lebih baik.

Sedikit bocoran, Fahd Pahdephie bercerita mengenai latar belakang penulisan buku Hijrah Bang Tato, mengenai awal pertemuannya dan siapa sosok Bang Tato sebenarnya. Berikut adalah kisah yang diceritakan Fahd melalui akun Instagramnya.

sosok Bang Tato dan buku Hijrah Bang Tato karya Fahd Pahdepie (image from instagram.com/fahdpahdepie)

Semua bermula saat Fahd bertemu dengan Bang Tato sekitar dua tahun yang lalu. Fahd kemudian melihat bahwa perjuangan hijrah Bang Tato adalah sungguh-sungguh sehingga Fahd ikut menemani, dan menjadi saksi perubahan besar dalam kehidupan Bang Tato yang kemudian ditulis dan dibagikan kepada teman-teman lain dalam bentuk novel.

Tak terasa sudah lebih dari setahun Fahd menemani perjalanan seorang Lalan Maulana dalam melakukan hijrahnya. Sejak mengenalnya, banyak hal yang dapat pelajari, banyak pengalaman berharga yang dapat disyukuri.

Bang Tato, pria berusia 29 tahun ini, seperti diceritakannya kepada Fahd, di masa lalunya menjalani hidup secara ‘ugal-ugalan’. “Kacau!” Itu kata yang sering ia pakai untuk menggambarkan betapa keras, kejam, dan gelap masa lalu dalam hidupnya.

Namun, kini ia sudah berhijrah. Ada satu momen besar dalam hidupnya yang mengalahkannya secara telak. Membuatnya tak sanggup lagi menahan silau cahaya yang menghampiri dirinya. Sejak saat itu, ia memilih untuk bertaubat.

Tetapi jalan hijrah bukanlah jalan yang mudah. Apalagi saat itu ia juga harus menjalani peran sebagai seorang suami, kemudian sebagai ayah.


Bang Tato, Nurmah (istri), dan Qia (buah hati mereka) (image from instagram.com/fahdpahdepie)

Beruntung ia menikahi Nurmah. Putri seorang ustadz yang entah bagaimana rela dipersunting laki-laki seperti Lalan alias Bang Tato. Bagi Nurmah, tato yang memenuhi hampir sekujur tubuh Lalan tak menghalangi cintanya. Ia mencintai Lalan dengan tulus, seperti juga Lalan kepadanya. Meski mereka berdua harus berjuang bersama melawan stigma negatif dan pandangan miring masyarakat terhadap keluarga kecil mereka.

Bang Tato memiliki cita-cita yang mulia: mendirikan tempat untuk belajar Alquran yang dikelolanya bersama dengan sang istri. Di TPQ yang diberi nama al-Hijrah itu, Bang Tato dengan tulus menjadi pendampingnya, bekerja menyediakan berbagai fasilitas yang Nurmah butuhkan sebagai pengajar, meski Lalan juga baru belajar mengaji. Pengajian itu dibuka gratis di kampung Medang, Rumpin, Bogor. Tak disangka, meski awalnya mendapat banyak penolakan dan tanggapan ‘nyinyir’ dari masyarakat, kini anak-anak yang ikut mengaji kepada Nurmah sudah hampir 80 orang.

Bagaimana kisah lengkap perjalanan hidup Bang Tato hingga bisa sampai pada tahap ini? Seperti apa bentuk hidayah yang datang padanya, sehingga menjadi titik balik perubahan besar dalam hidupnya? Bagaimana Nurmah, putri seorang ustadz dapat menerima Bang Tato sebagai pendamping hidupnya? Semua lengkap dalam buku Hijrah Bang Tato. Bacalah dan kamu akan mengetahuinya.

“Kemaren dateng langsung kelar dibaca, Kang. Satu kata buat bukunya: Romantis. Cinta Allah pada hamba-Nya sungguh indah. Dan keindahan itu menyebar menjadi balik mencintai-Nya dan mencintai sesama. Masyaa Allaah. Terharu bacanya, Kang. Terima kasih sudah berbagi cerita penuh makna seperti ini. Barakallaah, Kang @fahdpahdepie & Bang Tato.” [email protected], pembaca.

[Hanung W L/ Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
Hijrah Bang Tato: Mantan Preman yang Mendirikan Taman Pendidikan Quran