Kalau dipikir-pikir, Taylor Swift itu apa kurangnya, ya, dalam kariernya sebagai penyanyi? Cantik, iya. Jago nyanyi, iya. Pandai memainkan musik, iya. Mampu membuat aransemen sendiri, iya. Menulis lirik lagunya sendiri pun dia bisa melakukannya sendiri.

Nah, soal tulis menulis lirik lagu, sudah jadi rahasia umum kalau Tay (panggilan akrab Taylor Swift) selalu menggunakan pengalaman pribadinya dalam hubungannya dengan pria-pria di masa lalunya. Ternyata, nggak cuma itu, lho, yang menjadi dasar Tay dalam menulis lirik lagu.

Kamu tahu nggak kalau Taylor Swift adalah penggemar berat novelis Jane Austen? Di antara sekian banyak lagunya yang (katanya) berbicara tentang pria nyata yang pernah hadir dalam kisah cintanya di masa lalu, ada yang menganalisis bahwa lagu-lagu Tay juga menceritakan karakter-karakter pria dalam novel-novel Jane Austen. Pasti yang membuat analisis ini fans berat Tay dan Austen sekaligus, nih! Yuk, simak, apa saja lagu Tay yang ada pengaruhnya dengan tokoh-tokoh pria dalam novel Jane Austen.

1. Tokoh John Willoughby dalam Sense and Sensibility ada dalam lagu Dear John

Ketika lagu ini pertama kali dirilis, para pendengar menyangka bahwa pria yang menginspirasi Tay untuk menulis lagu Dear John adalah mantan kekasihnya, John Mayer. Akan tetapi, Tay menampik kabar tersebut. Lalu, siapakah pria dalam lagu itu?

Nah, kalau kamu sudah membaca buku Sense and Sensibility, kamu pasti tahu ada tokoh yang memiliki nama yang sama dengan judul lagunya, John, tepatnya John Willoughby. Kemungkinan besar Tay terispirasi dari tokoh yang telah membuat skandal dengan remaja 15 tahun dan membuat kekasihnya tenggelam dalam patah hati dalam kesedihan. Sindiran Swift itu dinyatakan dalam lirik, “Do you think sixteen too young to be messed with?

2. Karakter Frank Churchill dalam Emma muncul dalam lagu Style

Lagi-lagi dihubungkan dengan mantan, para pendengar bersikeras bahwa lagu ini jelas untuk mantan kekasih Tay, Harry Styles. Lihat saja dari judulnya, Style dan Styles, kan, dekat hubungannya! Begitu ujar para pendengar.

Di sisi lain, karakter tokoh yang ada dalam lagu ini juga mirip dengan Frank Churchill. Siapakah dia? Frank adalah tokoh dalam buku Emma. Dalam cerita, Frank ini diam-diam bertunangan dengan sahabat Emma, padahal Emma sempat jatuh hati kepadanya. Di lagu Style ini, Tay memposisikan diri sebagai Emma dan menyuarakan perasaan Emma melalui lirik I say, “I heard, oh, that you’ve been out and about with some other girl, some other girl.

3. Karakter Henry Tilney dalam Northanger Abbey  dalam lagu Enchanted

Di kalangan Swifties (sebutan untuk penggemar Taylor Swift) lagu Enchanted ini terkenal sangat romantis. Menurut para Swifties, lagu ini diciptakan Tay untuk Adam Young (Owl City) yang kabarnya pernah menyukai Tay. Romantisnya lagi, lagu ini pernah di-cover juga oleh Adam.

Pada lagu Enchanted, Tay menuliskan lirik “Please don’t be in love with someone else. Please don’t have somebody waiting on you” dan ketika Adam menyanyikannya, ia mengubah lirik ini menjadi “I never in love with someone else. I never have somebody waiting on me”. Wah, romantis sekali, ya.

Di sisi lain, karakter tokoh dalam lagu Enchanted ini sangat mirip dengan Henry Tilney dalam Northanger Abbey. Dalam cerita, Henry Tilney jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Catherine Morland. Hal ini dilukiskan Swift dalam lirik lagu, “My thoughts will echo your name until I see you again”. Tidak kalah romantis juga, bukan?

4. Henry Crawford dalam buku Mansfield Park muncul dalam lagu Tell Me Why

Berbeda dengan lagu-lagu yang sudah dibahas sebelumnya, lagu ini sepertinya belum punya pesaing “pria nyata” yang sekiranya dapat menjadi pembanding siapakah tokoh yang tepat dibalik pembuatan lagunya. Barangkali betul bahwa lagu ini terispirasi dari “pria fiktif” buah karya Jane Austen, ya? Siapa kira-kira pria beruntung yang diabadikan dalam lagu oleh Tay?

Bagi kamu yang sudah membaca buku Mansfied Park, kamu pasti tahu kisah si kaya raya Henry yang mengejar cinta gadis miskin Fanny Price, kan? Hal ini digambarkan dalam lirik lagu, “Why do you have to make me feel small, so you can feel whole inside.

5. Lagu Back to December ditujukan pada karakter Frederick Wentworth dalam Persuasion

Sempat berhembus kabar bahwa lagu Back to Desember yang ditulis Tay terinspirasi dari mantan pacarnya yang juga seorang aktor, Taylor Launter. Desember adalah bulan-bulan awal ketika kisah cinta mereka sempat bersemi dengan indah sebelum akhirnya kandas di tengah jalan. Kabarnya, lagu ini ditulis oleh Tay sebagai permintaan maaf kepada Lautner karena telah memutuskan hubungan dengannya. Meskipun demikian, Tay tidak pernah mengonfirmasi secara langsung mengenai kabar tersebut.

Sementara itu, bagi pembaca Persuasion, ketika mendengan lagu ini, apakah kamu teringat dengan tokoh Frederick? Frederick Wentworth yang jatuh cinta kepada Anne Elliot yang juga membalas cintanya, namun mereka dipisahkan oleh keluarga Elliot hingga delapan tahun. Selama itu Wentworth tetap marah kepada Anne, hingga akhirnya dia tahu bahwa Anne masih mengharapkannya. Mungkin kisah inilah yang menginspirasi Tay sehingga pada lagu ini Taylor Swift menulis, “This is me swallowing my pride, standing in front of you saying ‘I’m sorry for that night.

6. I’m Only Me When I’m with You: tentang Robert Martin dalam Emma

Buku Emma sepertinya banyak mengispirasi Tay dalam membuat karya. Setelah sebelumnya karakter Frank yang dimasukkan, kini giliran Robert Martin yang ambil bagian. Robert adalah salah satu tokoh dalam buku Emma yang sempat melamar Harriet Smith—sahabat Emma. Lamarannya ditolak karena Emma yang mempertimbangkan status sosial menghalangi Harriet menerima lamaran itu. Ketika akhirnya Robert Martin kembali melamarnya, Harriet pun mengatakan bersedia, karena sebagaimana lagu Taylor Swift, “I’m only me when I’m with you.”

Betul juga, ya. Kalau dirasa-rasa, ketik mendengar lagunya, jadi terbayang tokoh-tokoh yang disebutkan secara bergantian. Kadang tokoh-tokoh dalam buku Jane Austen, kadang juga terbayang wajah deretan mantan Taylor Swift. Jadi, yang mana yang benar, dong?

Bukan masalah salah atau benar karena sejatinya interpretasi atas sebuah karya  bisa dilakukan oleh siapa saja. Yang jelas, hanya Tay sendiri yang paling tahu siapa yang menginspirasinya dalam berkarya. Oh iya, bukankah harusnya pertanyaannya adalah apakah lagu ini juga mengingatkanmu pada orang-orang spesial yang punya tempat di hatimu?

(diubahsuaikan dari artikel http://nourabooks.co.id/jane-austen-dalam-syair-syair-lagu-taylor-swift/)

[Hanung W L/ Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
Jane Austen: Inspirasi Taylor Swift dalam Berkarya