Berapa banyak dari kamu yang menginginkan kegagalan daripada keberhasilan? Jawabannya bisa dipastikan nol. Betul, kan? Mana ada orang yang mau gagal? Semua orang, tentu, menginginkan keberhasilan di dalam hidupnya.

Akan tetapi, jika kita mau menelisik kembali, sebenarnya, tidak ada keberhasilan tanpa ada kegagalan, bukan? Bukankah keberhasilan merupakan rangakaian dari kegagalan yang berhasil? Bukankah kegagalan-kegagalan tersebutlah yang menguatkan kita sehingga pada akhirnya bisa memeroleh keberhasilan?

Tahukah kamu cerita mengenai orang tua yang selalu dirundung kemalangan, kegagalan yang selalu ia alami sampai di usia senja? Tersebutlah seorang anak yang ditinggal mati ayahnya ketika usianya masih sangat belia, 6 tahun. Di usia yang masih sangat belia, ia harus membantu ibunya untuk menghidupi kedua adik kandungnya. Anak itu bekerja sebagai koki di usia 10 tahun. di usia 16 tahun, ia meninggalkan bangku sekolah karena kekurangan biaya. Di usia 17 tahun, ia sudah kehilangan 4 pekerjaan.

Anak lelaki ini menikah ketika menginjak usia 18 tahun. Di usia 19 tahun, ia menjadi seorang ayah dan memiliki anak. Di usia 20 tahun, istrinya menceraikannya dan membawa serta sang anak bersama dengannya.

Lelaki ini ingin bergabung dengan tentara, tetapi gagal. Ia kemudian mencoba mengirim aplikasi untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah hukum, tetapi ditolak. Dia akhirnya mendapat pekerjaan sebagai seorang tukang cuci piring di sebuah kafe kecil. Pada usia 65 tahun ia pensiun dan mendapat uang pensiun yang sangat kecil.

Betapa menderita pria ini. Tua, sendiri, kesepian dengan penghasilan sangat rendah. Bagaimana Ia dapat melanjutkan hidup dari hasil kegagalannya di masa lalu? Ia sempat berpikir untuk bunuh diri. Akan tetapi, Ia mengambil keputusan yang tepat untuk mencoba satu kali lagi kesempatan yang ternyata mengubah jalan hidupnya. Ia memasak ayam dengan tepung hasil racikannya yang ia tawarkan ke pintu-pintu rumah tetangganya. Tak disangka, resepnya sangat disukai sehingga di usia 88 tahun, ia berhasil mendirikan kerajaan makanan cepat saji yang kini dapat dinikmati di seluruh dunia, KFC. Itulah kisah Kolonel Harland Sanders, setelah mengalami 1009 kali kegagalan pada akhirnya memeroleh satu keberhasilan yang mengubah kehidupannya.

Betapa hidup menyajikan banyak kemungkinan dan peluang. Lantas, apakah betul semua kegagalan ini hanya sia-sia? Bukankah hidup selalu soal kepandaian mencari hikmah dan celah sehingga nantinya keberhasilan akan didapatkan dengan sendirinya?

Barangkali, sekarang kamu merasa bahwa hidup ini tidak adil buatmu. Kamu hidup miskin karena kamu lahir di kehidupan yang miskin dengan ayah dan ibu yang miskin, sedangkan di sisi lain ada seorang kaya yang lahir dari keluarga kaya yang ayah ibunya juga kaya? Tidakkah kamu pahami bahwa kelak, dari kemiskinan tersebut kamu jadi belajar banyak untuk bisa menjadi kaya?

Kamu boleh saja gagal dalam hidup, tapi pastikan kamu akan bangkit lagi untuk mencapai keberhasilanmu. Jika kamu memerlukan contoh yang bisa dijadikan panutan, cobalah baca buku Jatuh 7 Kali, Bangkit 8 Kali karya G. Suarti dan J. Sumardianta. Dari sana, kamu akan memahami bahwa dibalik segala kesengsaraan, masih ada kesempatan dan harapan.

(banner image from pixabay.com)

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Alam Nasyroh: 5)

Bagikan ke Sekitarmu!
Jatuh 7 Kali, Bangkit 8 Kali