Di zaman modern ini, percaya atau tidak kebutuhan manusia akan spiritualitas semakin tinggi.  Contoh nyatanya ada di beberapa negara maju berikut ini.

Majalah TIME melaporkan adanya kecenderungan pada masyarakat Amerika Serikat untuk kembali kepada Tuhan. Berdasarkan polling, saat ini lebih banyak orang AS yang berdoa ketimbang “berolahraga atau pergi ke bioskop”. Kecenderungan akan spritualisme itu pun semakin meningkat.

Fakta lainnya mengungkap “God” merupakan salah satu kata kunci (keyword) paling populer dalam search engines. Hal tersebut diungkapkan oleh mantan editor di US, News and World Report, Steven Waldman. Fakta penguat lainnya, Altavista, salah satu search engine terbesar di dunia, mengungkap bahwa kata “God” menghasilkan pencarian paling tinggi daripada “Angel”, yakni sebesar 6.396.150.

Berdasarkan beberapa fakta di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan pada spiritualitas dan agama dalam beberapa dekade semakin besar baik itu di dunia secara umum, maupun di kalangan kaum Muslim. Salah satu bentuk spiritualisme itu sendiri adalah tasawuf.

Di Indonesia kecenderungan akan kebutuhan spiritualitas semakin tinggi, yakni baru dimulai sekitar tahun 1980-an. Tanda-tandanya amat ketara, yakni mulai maraknya minat orang-orang terhadap buku-buku tasawuf, ketertarikan terhadap kajian tasawuf, hingga fenomena suksesnya berbagai kegiatan zikir.

Lalu, apa sebenarnya tasawuf itu?

Dikutip dalam buku Mengenal Tasawuf, yang ditulis oleh Haidar Bagir, tasawuf adalah kegiatan penyucian hati untuk menanamkan kedekatan dengan Allah dan karakter (akhlak) mulia.

Apa tujuannya?

Agar mendapatkan akhlak yang mulia dan kita terus mendapat bimbingan dari Allah SWT yang bersemayam di dalam diri.

Mengapa hati perlu disucikan?

Karena hati adalah harta berharganya manusia, hati adalah tempat tajalli-nya Allah SWT. Apa itu tajalli? Tajalli adalah penyingkapan diri, berarti Allah menyingkapkan diri secara turun-temurun dalam berbagai wujud, secara bertingkat dari yang lebih batin ke yang lebih lahir, termasuk ke dalam (hati) manusia.

Hati adalah tempat pengetahuan dan ilham tentang pengetahuan dan kebenaran. Karena itu kita perlu pelihara supaya hati ini bersih dan kita punya akses terhadap cahaya bimbingan Allah SWT. Sehingga hidup kita tidak akan sengsara, tersesat, dan tidak bahagia.

Jadi, jika diringkas lagi, kegiatan bertasawuf itu selalu ingat bahwa Allah mengawasi kita (muraqabah).

Lantas, bagaimana sebenarnya penerapan tasawuf tersebut? Dari mana sumber-sumbernya? Dan mengapa tasawuf harus dilakukan? Semuanya dapat Anda baca dalam buku Mengenal Tasawuf. Disajikan dengan bahasa yang ringkas dan mudah dipahami oleh , buku ini sekiranya cocok bagi Anda yang ingin tahu lebih dalam pemahaman tasawuf.

Selain itu juga sebagai pengantar untuk memahami buku-buku best seller tentang tasawuf karya Haidar Bagir lainnya,  Dari Allah Menuju Allah, Semesta Cinta, Epistemologi Tasawuf, Belajar Hidup dari Rumi, dan Mereguk Cinta Rumi. Dapatkan di Mizanstore sekarang juga!

 

Bagikan ke Sekitarmu!
Mengenal Tasawuf : Spiritualisme dalam Islam