Kata orang, masa kecil adalah masa yang paling indah. Masa ketika manusia belum mengenal kerasnya dunia. Masa-masa ketika senyum penuh ketulusan tanpa kepalsuan menjadi mudah saja. Segala hal tentang masa kecil, yang indah pun yang menyimpan luka, semua dirangkum Avianti dalam Museum Masa Kecil dengan cara yang sangat istimewa.

Konsep Buku yang Istimewa Membuat Museum Masa Kecil “Berbeda” dengan Buku pada Umumnya

Semua orang selalu bersepakat dengan konsep “don’t judge a book by its cover” supaya calon pembaca tidak hanya menilai buku hanya dari sampul luarnya saja. Entah bagaimana, buku Museum Masa Kecil seolah menanggapi hal tersebut dengan berkata “bagaimana kalau kita hilangkan saja sekalian sampulnya supaya tidak ada penghakiman atas sampulnya?”

MUSEUM MASA KECIL

buku istimewa tanpa halaman sampul muka

Maka begitulah, Museum Masa Kecil dikemas dengan konsep yang berbeda dengan buku pada umumnya: tanpa halaman sampul seperti buku-buku pada umumnya. Maka terlihat dengan jelaslah tali-tali jilidan buku yang mengikat setiap lembar kertas yang disusun menjadi sebuah buku.

Hampir semua ulasan atas buku ini pun mengagumi konsep buku Museum Masa Kecil yang tak hanya istimewa dari segi isi, tetapi juga secara estetika. Jika kamu melihat langsung bukunya, kemungkinan besar kamu akan punya pendapat yang sama pula.

Avianti Armand, Arsitek yang Membangun Museum Masa Kecil dengan Kata

Mempunyai latar belakang sebagai seorang arsitek, tak lantas membuat Avianti terpaku pada satu bidang saja. Ia membuktikan bahwa ia mampu membangun sebuah museum melalui kata-kata yang mempesona. Siapkan dirimu, siapkan tiketmu karena begitu kamu masuk keĀ Museum Masa Kecil, kamu akan terpesona seperti tak ingin kembali pulang.

Image result for avianti armand

Avianti Armand penulis buku Museum Masa Kecil (gambar dari idwriters.com)

Avianti membagi bagian buku persis seperti konsep sebuah museum. Ada koleksi tetap yang berisi semua koleksi masa kecil yang diungkap dengan ilustrasi dan kata. Sebuah perpaduan apik karya seni dan sastra. Kamu bisa saja terperangkap di sana. Melihat-lihat dalam waktu yang lama. Kembali pada usia paling muda.

Masa kecil tak pernah betul-betul meninggalkan kita. Mereka menetap pada bagian tertentu dalam diri kita. Tersimpan dengan rapi supaya sesekali bisa dikunjungi kembali, seperti datang ke museum ini. Mudah-mudahan kamu tidak tersesat di dalam masa yang paling istimewa dalam hidupmu itu.

Selain koleksi tetap, tentu ada pameran temporer yang tak kalah menarik untuk dilihat. Untuk bagian ini, pembaca harus menunggu karena bagian tersebut masih dalam tahap persiapan.

Sambil menunggu, silakan simak salah satu kutipan dari dalam buku yang berjudul “Perpustakaan.”

Artikel 31.

Perpustakaan

Di kartu anggota hanya ada kolom:

-judul buku

-tanggal pijam

-tanggal kembali

Aku harus segera menemukan buku yang membuatku hilang.

14:22

24.10.2016

(Museum Masa Kecil, 2018: 121)

Avianti, bukumu ini yang membuat pembaca hilang dari dunia nyata dan ingin terus menetap di museum masa kecil yang kamu bangun. Terima kasih telah menulis dengan sangat baik. Mudah-mudahan “Pameran Temporer” yang sedang dipersiapkan segera dibuka. Kami sangat nenantikan buku lanjutannya.

[Hanung W L/Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
Museum Masa Kecil: Kunjungan ke Sebuah Buku Istimewa, Buku Pertama Tanpa Halaman Muka (Cover)