syafii copy7

“Bung Haidar Bagir adalah pemikir Muslim yang tidak henti-hentinya bersuara melalui gagasan-gagasan reflektifnya yang segar dengan menguak sisi-sisi yang peka sekalipun dalam khazanah pemikiran Islam. Semuanya ini dilakukannya agar umat Muslim mengembangkan kultur lapang dada dalam menyikapi perbedaan pandangan. Sikap mengafirkan seseorang dalam lingkungan agama yang sama mendapat sorotan tajam dari penulisnya.”

—Ahmad Syafii Maarif

Apa yang dimaksudkan dengan tindakan mengkafirkan seseorang di lingkungan agama yang sama oleh Ahmad Syafii Maarif? Itulah takfirisme, sebuah paham yang tidak kalah berbahaya dari ekstremisme.

Sebelum masuk lebih jauh mengenai paham takfirisme atau ekstremisme, ada baiknya pembahasan ini dimulai dari akarnya: agama.

Pada dasarnya, setiap gagasan—tak terkecuali gagasan keagamaan—adalah tafsir atas teks. Tentu akan memunculkan pandangan yang berbeda bagi setiap kepala untuk memahami dengan betul mengenai hal tersebut. Para ahli fenomenologi membagi cara memahami agama ke dalam dua kategori: agama yang berorientasi hukum dan agama yang berorientasi cinta.

Masyarakat atau para penganut agama yang berorientasi cinta, menyebarkan ajaran dengan cara baik-baik. Tuhan mengajarkan untuk saling mengasihi, begitu pun Ia mengharapkan agar umat-Nya menyebarkan kebaikan yang sama. Saling memberi, saling mengasihi, bertoleransi kepada yang tidak menjalani agama yang sama.

Di sisi lain, ada pula yang menafsirkan agama dengan berorientasi pada hukum. Golongan ini seringkali menganggap segala hal sebagai hitam-putih—salah-benar. Mereka yang tidak menjalani sesuatu sesuai dengan ajaran agama (atau setidaknya ajaran yang dianggap paling benar menurutnya) berarti melakukan dosa besar dan patut mendapat ganjaran yang setimpal. Pada perkembangannya, kelompok takfirisme, diyakini, lahir dari kelompok yang memandang agama dari sisi hukum seperti ini.

Bicara mengenai takfirisme, apa sebenarnya definisi untuk kelompok ini?

Takfirisme adalah suatu paham atau gerakan radikal yang berakar pada ajaran—yang seringkali sangat sistematis—untuk melabeli kelompok yang tidak sejalan dengan kelompoknya sendiri sebagai kafir. Takfirisme dalam Islam merupakan perumusan suatu doktrin pengafiran yang dipercayai kelompok tertentu dengan menggunakan dasar Alquran. Fenomena ini bermula dari adanya kelompok Khawarij—orang-orang yang memisahkan diri dari mainstream Muslim—yang tidak puas terhadap cara-cara para pemimpin dalam mengelola urusan umat. Lebih lengkap mengenai sejarah kelompok Khawarij ini bisa disimak dalam buku Islam Tuhan, Islam Manusia.

Intinya, kelompok takfirisme tak ubahnya dengan kelompok ekstremisme, sama berbahayanya. Kelompok ini memicu adanya konflik dan peperangan antarsesama umat Islam. Kelompok takfirisme yang estrem bahkan tidak segan memperlakukan sesama muslim yang tidak sejalan dengan cara pandang mereka (mengenai Islam) lebih buruk daripada perlakuan mereka terhadap kelompok non-Muslim.

Bagaimana kelanjutan cerita mengenai kelompok takfirisme ini? Adakah cara untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi tindakan berbahaya yang sangat mungkin dilakukan oleh kelompok tersebut? Sebagai umat muslim, adakah tindakan yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya? Barangkali, jawabannya bisa dilihat dalam buku pemikiran Islam Tuhan, Islam Manusia dari Haidar Bagir yang bisa segera dimiliki di mizanstore.com.

Bagikan ke Sekitarmu!
Sikap untuk Paham Takfirisme Menurut Haidar Bagir