Buku Fisik VS Buku Digital

Dewasa ini, akses menggunakan internet semakin meluas. Alhasil, alat yang digunakan untuk mengakses internet, yaitu gadget menguasai hampir seluruh lapisan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Penelitian menunjukkan 84% penduduk Indonesia tercatat sebagai pengguna gadget (Kominfo, 2014). Adakah hal ini berpengaruh juga kepada berubahnya minat baca?

Tentu saja penggunaan gadget searah dengan berubahnya fungsi bacaan sehari-hari. Ketika menggunakan fitur chat, misalnya. Semuanya, menggunakan kata-kata bukan? Melihat tulisan jawaban di-chat artinya Anda sedang melakukan kegiatan membaca, bukan?

Di sisi lain, seiring perkembangan zaman, ponsel-ponsel semakin pintar sehingga dapat mengakses internet dengan mudah (selama ada kuota dan wifi, tentu saja) melalui satu sentuhan jari saja. Nah, segala hal yang berhubungan dengan internet, berhubungan pula dengan kata dan tulisan. Faktanya, Google sebagai mesin pencari kata masih menempati posisi pertama sebagai situs yang paling sering diakses oleh pengguna internet di seluruh dunia. Selama masyarakat dunia maya (biasa disebut netizen) masih mengakses Google, maka masih ada harapan untuk minat baca terus dikembangkan.

Mengikuti perkembangan ini, beberapa orang berpikir barangkali seseorang lebih berminat membaca buku di layar gadget mereka daripada membaca buku fisik. Maka terciptalah buku digital yang kita kenal juga dengan sebutan e-book. Dengan adanya e-book, apakah pada akhirnya buku fisik benar-benar sudah ditinggalkan?

e-book and book (free image from pixabay.com)

Berdasarkan berbagai macam faktor, ternyata buku fisik belum ditinggalkan sama sekali oleh peminatnya. Apa saja faktor yang membuat peminat buku fisik masih banyak jumlahnya? Termasuk tipikal pencinta buku fisik atau buku digitalkah Anda? Berikut adalah perbandingan antara buku fisik dan buku digital dari berbagai sudut pandang.

Kepraktisan

Dalam hal kepraktisan, tentu buku digital lebih praktis daripada buku fisik. Bayangkan, dalam satu ponsel dengan kapasitas penyimpanan yang sangat besar, Anda mampu membawa seluruh isi perpustakaan dalam satu gadget saja! Berat satu perpustakaan hanya akan seberat 140 gram saja dan Anda bisa membacanya kapan saja. Tinggal membuka aksesnya, semua semudah menggerakan jari Anda.

reading book vs reading e-book (free image from pixabay.com)

Membaca buku fisik tentu memiliki keterbatasan. Dalam satu tas misalnya, hanya memungkinkan untuk membawa beberapa buku bacaan saja. Anda tidak mungkin membawa 20 buku dalam ransel dan menaiki kereta penuh setiap hari, kan?

Akan tetapi, di satu sisi juga perlu dipertimbangkan kembali, seberapa besar kesanggupan Anda menyelesaikan bacaan buku dalam sehari? Rata-rata mungkin hanya satu buku saja, ya? Bahkan mungkin satu buku pun belum tentu selesai, kan? Dengan mempertimbangkan hal ini, maka posisi buku digital dan buku fisik masih seimbang.

Harga

Harga buku dengan harga e-book tentu berbeda. Ibaratnya, setelah proses editing secara digital, buku fisik masih perlu mengalami proses percetakan, sedangkan buku digital tidak. Oleh karena itu, ongkos pembuatan buku digital berbeda dengan buku fisik. Hal ini memengaruhi juga dengan penentuan harga buku fisik dengan buku digital.

Di satu sisi, beberapa buku digital diperjualbelikan secara online dengan harga murah bahkan gratis. Di sisi lain, ada pula buku-buku langka yang di-digitalkan (di-scan karena hanya bentuk fisiknya saja yang tersisa) dan diperjualbelikan dengan harga yang relative lebih mahal.

Di sisi lain, buku-buku fisik juga ada yang dijual dengan harga murah di bazzar toko buku. Akan tetapi, buku-buku yang dijual murah biasanya merupakan buku-buku terbitan lama. Beberapa toko buku juga sering memberikan potongan harga untuk buku-buku baru yang berkualitas, lho! Mizanstore salah satunya yang tidak boleh dilewatkan untuk membeli buku fisik yang Anda suka.

Ramah Lingkungan

Tidak dapat dimungkiri bahwa adanya buku digital membantu mengurasi kertas yang diproduksi dari pohon untuk membuat buku tercetak. Semakin banyak buku digital, semakin sedikit pohon yang harus ditebang. Semakin banyak pohon yang dibiarkan hidup, semakin baik untuk lingkungan. Itulah sebabnya teknologi buku digital memang pantas disebut ramah lingkungan.

save the tree, save environment (free image from pixabay.com)

Menindaklanjuti masalah tersebut, beberapa buku dari beberapa penerbit mulai bergerak untuk menanggulangi permasalahan lingkungan. Sebagai contoh buku 99 Wisdom terbitan Noura membuat langkah besar. Setiap satu buku yang dicetak dan dibeli, ada satu pohon yang ditanam demi untuk keberlanjutan ekosistem. Semoga setiap buku lain mulai melakukan hal serupa sehingga lingkungan yang lebih rindang dan hijau bukan lagi angan dan permasalahan global warming dapat teratasi.

Mata Lelah

Terakhir, faktor pembanding yang tak kalah penting adalah mengenai indera yang digunakan untuk membaca, yakni mata. Mata merupakan alat indera pengelihatan yang sangat penting fungsinya untu digunakan dalam kegiatan membaca. Baik buku digital maupun buku fisik, keduanya sama-sama memerlukan mata untuk melihat tulisan-tulisan.

reading e-book (free image from pixabay.com)

Departemen Kesehatan di Amerika Serikat baru-baru ini meneliti bahwa seseorang sebaiknya melihat layar kurang dari 2 jam dalam sehari. Menatap layar lebih dari yang dianjurkan berpotensi merusak mata Anda. Hal ini tidak hanya berlaku untuk layar komputer ataupun televisi tetapi juga layar ponsel Anda.  Di luar penelitian tersebut pun, mata Anda memang akan lebih cepat lelah ketika membaca buku digital dalam jangka waktu yang lama dibandingkan dengan buku fisik.

Kesimpulannya, buku digital dan buku fisik memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Anda tidak perlu pusing memilih satu di antara keduanya. Gunakan sesuai kebutuhan saja. Selama minat membaca Anda menjadi lebih besar oleh sebab salah satu dari keduanya, tentu tidak jadi masalah! Jadi, buku apa yang mau Anda baca hari ini?

(Seluruh tulisan dalam artikel ini merupakan rangkuman dari berbagai sumber dengan perubahan yang disesuaikan)

Bagikan ke Sekitarmu!
Buku Fisik VS Buku Digital