Sebentar lagi karya terbaru Pidi Baiq yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama akhirnya terbit juga. Berjudul Helen dan Sukanta, novel ini katanya akan menghadirkan sesuatu yang berbeda dari buku-buku Ayah sebelumnya. Apa saja ya? Ini dia 5 hal yang nggak boleh kamu lewatkan!
1. Novel yang Pembuatannya Paling Lama
Ayah memang selalu sukses membuat para pembacanya penasaran dengan segala sesuatu yang ia tulis, termasuk cerita Helen dan Sukanta ini. Pertama kali dipublikasikan tahun 2017 di blog pribadinya, ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerbitkan novel ini. Kenapa? Karena berbeda dengan buku-buku Ayah sebelumnya, Helen dan Sukanta memiliki latar waktu yang sangat lampau, yaitu antara 1924-1942. Hal ini, tentu membuat penulis dan penggarap yang ada di belakangnya harus berpikir cerdas dan berlogika. Apalagi mereka tak pernah hidup di tahun tersebut, akhirnya riset pun terus dilakukan secara matang. Faktanya lagi, ada beberapa buku yang mesti dibaca Pidi Baiq sebagai referensi novel Helen dan Sukanta. Misalnya Oeroeg, sang juragan teh, tetralogi buru, juga beberapa literasi belanda yang berkaitan dengan Hindia Belanda.
2. Helen dan Sukanta Lebih Romantis dari Dilan dan Milea
Menurut editor buku Helen dan Sukanta, novel ini bukan lagi karya yang ceritanya sering ditemukan di mana-mana. Bisa jadi, Helen dan Sukanta adalah karya roman Pidi Baiq yang pertama. Bagaimana tidak? Bergaya klasik dengan latar waktu tempo dulu, menceritakan seorang gadis Belanda yang jatuh cinta dengan sosok Sukanta, pemuda asli kampung setempat. Bagaimana ya kira-kira caranya? Pastinya Ukan bisa mengalahkan keromantisan Dilan dan Milea.
3. Dipenuhi Kutipan-Kutipan yang Lebih Baper dari Dilan
Nggak mau kalah dari Dilan dong pasti. Kamu akan menemukan banyak kutipan-kutipan romantis yang bikin klepek-klepek deh. Nih beberapa bocorannya saja, jangan semuanya, nanti jadi nggak penasaran lagi.
Semakin banyak waktu yang saya habiskan bersamanya, semakin saya menemukan diri saya tertarik padanya. Saya menemukan dia menjadi salah satu orang paling menarik yang pernah saya temui.
Dunia ini adalah sebuah kebun dan kita adalah bunga-bunga yang ada di kebun itu. Masing-masing harus bisa melihat diri kita sebagai warga dunia, dan ini akan memberi kita rasa kesetaraan.
4. Mengetahui Kota Ciwidey Zaman Dulu
Berlatar belakang di Kota Bandung, khususnya Ciwidey, tentunya akan menguak sejarah Bandung tempo dulu. Selain itu, akan diceritakan juga Ciwidey punya banyak tempat yang bersejarah, tentunya bagi Helen. Ia tinggal di perkebunan teh, beribadah ke gereja yang berlokasi di Tonggoh, juga warung kecil yang mengingatkannya pada jajanan kesukaannya.
5. Rencana Mau Difilmkan
Kalau novelnya sudah terbit di November 2019 ini, itu berarti bisa jadi tahun depan bakalan ada filmnya. Nah, makanya kalau novelnya sudah ada, mending buruan kamu beli, biar tahu lebih dulu. Jadi, pas filmnya nanti tayang, bisa lebih seru deh nontonnya.
Itu dia 5 hal kenapa sih kamu harus baca novel Helen dan Sukanta. Selain menawarkan cerita dengan latar waktu yang sangat jadul alias zaman dulu, novel ini juga sudah ditulis Ayah sejak tahun 2000. Nggak mau dong melewatkan karya Ayah yang pembuatannya paling lama ini? Yuk pesan sekarang di mizanstore.com
Awita Ekasari/Content Writer Mizanstore