Minat baca yang rendah pada anak-anak seringkali menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan, memicu kekhawatiran tentang kemampuan literasi generasi mendatang. Data menunjukkan kondisi ini nyata dan mendesak: Berdasarkan data dari Kemendikbud Ristek, hasil Tes EGRA (Early Grade Reading Assessment) nasional pada tahun 2014 mencatat bahwa hanya 60,8% siswa SD yang mampu memahami isi teks yang dibacanya. Bahkan, temuan INOVASI pada tahun 2019 lebih mengkhawatirkan dengan hanya 58% siswa SD kelas I hingga kelas III yang lulus tes literasi dasar.
Lebih dari sekadar ketersediaan, masalah literasi ini berakar pada dua isu krusial:
- Kesesuaian Materi: Temuan di Kalimantan Utara menunjukkan siswa gemar membaca, tetapi tidak menemukan buku dengan tingkat kesulitan yang tepat.
- Peran Pendampingan: Peran guru dan orang tua/wali sebagai pendamping belum berjalan efektif, karena kurangnya kemampuan dalam memahami metode mengajarkan keterampilan membaca awal dan memilih bacaan yang sesuai.
Di sinilah buku berjenjang (leveled reading books) hadir sebagai solusi yang menawarkan pendekatan terstruktur. Sistem ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan menyediakan materi bacaan yang tepat pada tingkatan yang tepat, sekaligus berfungsi sebagai pedoman (scaffolding) bagi guru dan orang tua dalam merancang pembelajaran membaca secara efektif.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan buku yang dirancang untuk membangun fondasi membaca. Perjenjangan Buku (Book Leveling) adalah pemadupadanan antara buku dan pembaca sasaran sesuai dengan tahap kemampuan membaca. Kunci dari sistem ini terletak pada acuan dan jenis buku yang digunakan:
Acuan Perjenjangan dan Tahap Kemampuan
Sistem perjenjangan menyediakan peta jalan yang jelas, mengelompokkan buku berdasarkan kompleksitas teks dan menyelaraskannya dengan tahapan kemampuan membaca anak.
| Jenjang | Tahap Pembaca | Rentang Usia (Kesetaraan) | Karakteristik Utama Fokus |
| A | Pembaca Dini | 0–7 tahun | Gambar dominan, kosa kata sederhana, dan pola berulang (Decodable Book awal). |
| B-1, B-2, B-3 | Pembaca Awal | 6–10 tahun | Mulai membangun kefasihan, memperkenalkan lebih banyak teks dan struktur kalimat dasar. |
| C | Pembaca Semenjana | 10–12 tahun | Alur cerita mulai kompleks, kosa kata bervariasi, dan struktur teks naratif/ekspositori. |
| D | Pembaca Madya | 13–15 tahun | Tema lebih dalam, kosa kata kaya, dan memerlukan pemahaman inferensial. |
| E | Pembaca Mahir | >16 tahun | Setara dengan karya sastra umum (Literature) yang kompleks dan analisis kritis. |
Contoh Implementasi Buku yang Sesuai Jenjang
Penerbit lokal, salah satunya Mizan Grup mengadaptasi konsep ini dengan berbagai produk yang mendukung tahapan membaca anak:
| Jenjang yang Didukung | Contoh Buku Anak Mizan Grup | Contoh Fungsi dalam Perjenjangan |
| A (Dini) & B-2 (Awal) | Seri boardbook untuk balita, seperti seri Halo Balita, seri read aloud: Pangeran Katak yang Bau Ketek, Musik!, Satu Buldoser. | Ideal sebagai Buku Ramah Cerna tahap awal, fokus pada pengulangan dan visual kuat. |
| B-3 hingga C (Awal-Semenjana) | Seri Komik Next G dan novel pendek KKPK. | Mendukung transisi ke teks yang lebih panjang dan kaya, membantu anak meningkatkan pemahaman dan kosa kata. |
| C hingga D (Semenjana-Madya) | Novel bergambar dari Noura Kids: Kursi Berhantu, Ada Hantu di Rumah Ini | Mendukung peningkatan kefasihan dan kemampuan pemahaman pada teks naratif dan eksplorasi tema yang lebih mendalam. |
Implementasi Buku Berjenjang sebagai Solusi Literasi
Sistem buku berjenjang secara efektif menjawab dua tantangan utama yang dihadapi Indonesia:
A. Solusi untuk Menumbuhkan Ketertarikan Baca Anak
Dengan adanya acuan perjenjangan yang jelas, siswa diberikan bacaan yang tepat, membuat proses membaca terasa memuaskan alih-alih membuat frustrasi. Kemajuan yang terukur, dari Level A ke B hingga C, menciptakan sensasi keberhasilan yang berkelanjutan, yang merupakan kunci untuk mengubah anak yang “gemar membaca tapi tidak menemukan buku yang tepat” menjadi pembaca yang kompeten.
B. Pedoman Efektif untuk Guru dan Orang Tua
Buku berjenjang berfungsi sebagai pedoman praktis untuk meningkatkan efektivitas peran pendamping:
- Memilih Bacaan yang Tepat: Pedoman jenjang membantu guru PAUD dan SD serta orang tua memilih bacaan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak secara sistematis.
- Merancang Pembelajaran Efektif: Guru dapat menggunakan indikator jenjang sebagai dasar untuk merancang kegiatan membaca yang spesifik, seperti fokus pada pengenalan bunyi, suku kata, atau pemahaman kosa kata baru sesuai level buku. Hal ini membantu mengatasi kurangnya kemampuan dalam menerapkan metode mengajar membaca awal secara sistematis.
Buku berjenjang bukanlah sekadar kumpulan buku, melainkan sebuah sistem metodologi yang memberdayakan semua pihak—anak, guru, dan orang tua. Dengan mengatasi tantangan literasi yang terbukti mendesak melalui data nasional, dan dengan menyediakan alat yang terstruktur melalui Buku Berjenjang yang disesuaikan levelnya, sistem ini menawarkan solusi yang akurat dan terukur.
Implementasi yang konsisten, didukung oleh materi penerbit lokal akan menjadi kunci untuk mengubah rendahnya minat baca menjadi generasi pembelajar seumur hidup yang literat dan kritis. Memastikan setiap anak membaca di level yang tepat adalah investasi terpenting dalam masa depan literasi bangsa.
(data diolah dari kemdikbud.go.id).