Pernahkah kalian membaca novel bergenre urban thriller? Buat yang belum tahu, urban thriller adalah salah satu subgenre dari thriller. Menurut salah satu penulis buku urban thriller, Vie Asano,

 

Thriller adalah genre yang ciri-ciri utamanya menegangkan dalam cerita. Namun, menegangkan (thrilling) saja tidak cukup karena yang membedakan thriller dengan genre lainnya ada pada ticking clock atau deadline

 

Nah, di Indonesia sendiri ternyata banyak juga lho penulis yang membuat novel bergenre ini. Beberapa di antaranya, seperti Chandra Bientang, penulis Dua Dini Hari, The Good Neighbor karya Ilham Mahendra, Playing Victim karya Eva Sri Rahayu, Every Wrong Thing karya Jacq, dan Suicide Knot karya Vie Asano. Pernah baca salah satunya? Kalau belum, sepertinya kamu perlu memasukannya dalam daftar wishlist buku yang harus dibaca karena beberapa novel tersebut berhasil meraih penghargaan ‘Scarlet Pen Awards’ atau Kusala Pena Merah. 

Chandra Bientang, penulis Dua Dini Hari bahkan meraih 3 penghargaan di kategori  Best Novel, Best Crime Drama & Thriller, dan  Author of The Year untuk buku Dua Dini Hari.  Hal ini tentunya menjadi kebanggan sendiri untuknya. Dikutip dari indozone.id, ia mengungkapkan bahwa senang melihat banyaknya novel thriller Indonesia yang ditulis oleh perempuan.

 

Chandra juga menyampaikan, melalui novel yang ditulisnya, ia bisa menyampaikan bahwa perempuan tidak melulu jadi korban yang lemah, tetapi bisa juga jadi penyelamat atau bahkan pembunuh. 

 

Dua Dini Hari sendiri bercerita tentang misteri pembunuhan anak jalanan yang mati secara sadis, ada yang tergantung di pinggir flyover kawasan Jatinegara, ada lagi yang terlilit kabel tiang listrik. Siapakah pembunuhnya? Yuk dapatkan novelnya di sini

Peraih Penghargaan Lainnya

Bukan hanya Chandra Bientang, berikut beberapa nama lain yang berhasil meraih penghargaan. Ada Vie Asano meraih Best Mystery & Suspense (Major Segment) untuk buku Suicide Knot, Ruwi Meita meraih Best Psychological Thriller untuk buku Carmine, Vika Amania, Best Novel dan Best Crime Drama & Thriller untuk buku Heart: An episode of revenge,  Mia Mutiara, Best Mystery & Suspense (Indie Segment) untuk buku Tiga Suku Kata,  Best Anthology, untuk buku The Professional – Nony Vina dkk, Best First untuk novel Sang Pewarta – Aru Armando,  Best Children, untuk novel Perburuan Nagabiru – Wiwien Wintarto, Best Teen/Young Adult, untuk novel Di Balik Sosok Gelap – Lexie Xu, dan Best Reprinted, untuk novel Katarsis – Anastasia Aemilia.

 

Seputar Scarlet Pen Awards 2020

Scarlet Pen Awards atau Kusala Pena Merah adalah ajang penghargaan yang digagas oleh @detectives_id dan Crime Fiction Author Indonesia. Penghargaan ini ditujukkan untuk penulis kisah kriminal, misteri, thriller dan detektif. Berdasarkan unggahan di instagram penyelenggara penghargaan ini, @detectives_id. Awalnya Kusala Pena Merah terinspirasi dari Dagger Awards dan Edgar Awards dan idenya sudah dipikirkan sejak tahun 2018. Sebelum Kusala Pena Marah, penghargaan ini bernama ‘Pena Hitam’. Terdapat 14 kategori, seperti Best Mystery & Suspense, Best Psychological Thriller, Best Crime Drama & Thriller, Best Children Novel, Best Teen/Young Adult Novel, dan 9 lainnya.

Sumber:

https://www.indozone.id/life/DNszmZ/penulis-perempuan-mendominasi-di-penghargaan-untuk-novel-kriminal

(diolah dengan penyesuaian)

Awita Ekasari/Content Writer Mizanstore

 

.

 

Bagikan ke Sekitarmu!
Ini Dia Peraih Penghargaan Scarlet Pen Awards 2020