Merawat buku hampir sama dengan merawat hubungan percintaan, susah-susah gampang. Perlu ketelatenan, ketekunan, serta niat yang tulus, supaya kelak buku itu dapat diwariskan ke anak cucu. Sederhananya, coba saja ikuti 8 langkah mudah ini supaya bukumu bisa terus awet sampai tua.

“Invest the future. Read books.”

1. Gunakan Sampul Plastik

Cara paling mudah untuk menghindari buku terkena basah dan debu adalah dengan menyampulnya. Kamu punya pilihan untuk menyampulnya dengan kertas kado atau kertas coklat sampul buku. Akan tetapi, nantinya kamu akan sulit mengenali judul buku karena sampulnya yang tadinya beragam jadi seragam, bukan? Saran mudahnya, gunakan saja sampul plastik bening. Selain menghindari debu, kamu masih tetap dapat melihat halaman sampul dan judul bukumu. Oh iya, jangan terlalu ketat menyampulnya, ya.

2. Hindari Sinar Matahari Langsung

Sinar matahari tidak melulu baik untuk menghindari kondisi lembab pada buku. Terus menerus terpapat sinar matahari juga tidak baik untuk bukumu. Untuk halaman sampul, misalnya, bisa-bisa ia terlihat memudar akibat terus terpapar sinar matahari. Maka, usahakan bukumu terkena sinar matahari yang cukup, tetapi tidak terpapar secara langsung dan terus-menerus, ya.

3. Jangan melipat buku! Gunakan pembatas buku

Ini hal yang paling sering dilakukan para pemilik buku. Melipat ujung kertas sebagai penanda halaman. Aduh! Melipat ujung buku seperti ini akan membuat bagian halaman yang sering terlipat menjadi lebih ringkih dan mudah tersobek.

Jangan gunakan pulpen untuk jadi pembatas buku! (image from pexels.com)

Gunakanlah pembatas buku yang tepat. Tidak harus yang mahal dan berbayar, kok. Kamu dapat menggunakan uang, kertas kecil, atau kartu nama. Hal penting yang perlu diperhatikan, jangan gunakan benda tebal seperti bolpoin, pensil, dan benda tebal lainnya karena akan membuat bagian lem jilid mudah terlepas.

4. Menyusun Buku di Rak Khusus Buku

Poin ketiga ini sebenarnya opsional, tetapi sangat dianjurkan. Bagi kamu yang memiliki puluhan buku, ada baiknya kamu mulai mempertimbangkan untuk membeli atau membuat rak tersendiri. Gunakan rak tersebut hanya untuk memajang koleksi buku saja, ya. Jangan campur dengan benda lainnya.

5. Susun buku dalam posisi berdiri

Setelah memilih rak yang tepat, kamu perlu tahu bahwa posisi menyusun buku yang baik adalah dengan posisi berdiri. Dengan cara ini, udara dapat dengan mudah masuk ke celah-celah buku, sehingga dapat menghindari jamur dan lembab di bagian dalam bukumu. Untuk tips menyusun buku, kamu dapat menyimaknya di artikel 4 Tips Menata Buku di Perpustakaan Rumah, ya.

6. Ganti posisi buku secara berkala

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, lho. Pindahkan posisi buku dalam rakmu secara berkala, minimal 2 minggu sekali. Hal ini agar buku tidak mudah kotor akibat terpapar debu terus-menerus. Kamu dapat juga sesekali mengeluarkan semua koleksimu dan membiarkannya terkena udara di luar rak untuk menghindari jamur akibat lembab.

 

7. Hindari Memfotokopi buku

Nah, poin nomor 7 ini tidak kalah berbahaya dengan poin nomor 3. Memfotokopi buku dapat membahayakan nasib bukumu. Ia bisa saja berumur pendek karena dalam proses fotokopi, bukumu akan ditekan kuat-kuat sehingga jelas ini berbahaya bagi bagian tengah jilidan.

hindari memfotokopi buku (image from pixabay.com)

Selain itu, sinar/cahaya dari mesin fotokopi yang terang dapat membuat tulisan dalam bukumu memudar. Lagipula, mengapa harus difotokopi? Hati-hati, ya, karena bisa jadi ini akan berurusan dengan hak cipta, lho!

8. Gunakan kamper atau silikon gel

Usahakan buku selalu berada pada suhu yang tepat. Kamu dapat menggunakan antilembab seperti silikon gel terutama untuk buku-buku yang umurnya sudah cukup tua. Kamu juga boleh menambahkan kamper untuk menghidari rayat, serangga, dan tikus yang biasanya paling sering menggerogoti buku.

Mudah bukan? Mulailah merawat bukumu dari sekarang, agar kelak umurnya lebih panjang.

(artikel diolah dari berbagai sumber dengan penyesuaian)

[Hanung W L/ Copywriter Mizanstore]