Animal Farm: Buku Satir Politik yang Fenomenal

Sekilas, Animal Farm kelihatan kayak cerita anak-anak. Hewan-hewan di peternakan yang bisa ngomong, bikin aturan sendiri, dan memberontak melawan manusia. Tapi makin dibaca, makin terasa kok ini kayak nyindir dunia nyata, ya?

Buku ini memang bukan fabel biasa. George Orwell nulis Animal Farm sebagai sindiran tajam terhadap sistem politik yang rusak. Uniknya, buku ini terbit pas 17 Agustus 1945, bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia. Tapi alih-alih euforia kemerdekaan, Orwell justru menyuarakan keresahan tentang kebebasan yang dicuri pelan-pelan oleh penguasa.

 

Kekuasaan, Propaganda, dan Rakyat yang Dilupakan

Dalam cerita ini, hewan-hewan memberontak demi kebebasan. Tapi setelah mereka menang, kekuasaan malah jatuh ke tangan segelintir elite si babi-babi yang “katanya” bijak. Mereka mulai ngatur-ngatur, memutar fakta, sampai akhirnya jadi lebih kejam dari manusia sebelumnya.

Pesan Orwell jelas: tirani bisa datang dari mana saja, bahkan dari mereka yang awalnya tampak berpihak pada rakyat. Propaganda pun dimainkan dengan halus. Rakyat (dalam cerita: hewan-hewan lain) dicekoki janji dan aturan yang berubah-ubah. Dan kita pembaca ikut terbawa alurnya, sampai akhirnya sadar: ini bukan sekadar cerita hewan.

Fiksi yang Lebih Jujur dari Realita

Yang bikin Animal Farm fenomenal bukan cuma gaya ceritanya yang simpel, tapi pesannya yang dalam dan nyelekit. Orwell gak ngotbahin politik, tapi justru menyampaikannya lewat simbol dan cerita. Makanya, buku ini jadi propaganda yang sukses bukan karena memaksa, tapi karena diam-diam membuka mata pembacanya.

Kadang, cerita fiksi bisa lebih jujur dari berita. Ia menyelipkan kritik dengan cara yang halus tapi membekas. Dan Orwell adalah salah satu penulis yang paham betul cara melakukannya.

Masih Bilang Novel Gak Penting?

Baca Animal Farm bukan cuma bikin mikir, tapi bisa bikin sadar. Tentang bagaimana kekuasaan bekerja, gimana rakyat mudah dikibuli, dan betapa pentingnya berpikir kritis.

Jadi, lain kali kalau ada yang bilang “novel cuma hiburan”, kasih mereka Animal Farm. Biar tahu, kadang fiksi bisa lebih nyata dari realita itu sendiri.

[Siti Farihatur/Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
Animal Farm: Buku Satir Politik yang Fenomenal