Dunia ini tidak sedang baik-baik saja, teman-teman. Dunia ini, dunia kita bersama, perlu diselamatkan sebelum perpecahan menghancurkan semuanya. Apakah agama membantu? Atau malah justru agamalah pemicu segala perpecahan? Akan tetapi, bukankah tiap agama mengajarkan pada kebaikan dan kebenaran?
Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Akan tetapi, coba kita amati, betapa di masa seperti sekarang ini, agama yang kita imani seringkali dikambinghitamkan untuk kegiatan yang meresahkan umat di seluruh bumi: terorisme. Betapa dipertontonkan agama kita seakan-akan begitu jahatnya, begitu meresahkannya. Apakah Islam yang seperti ini yang sebenarnya?
Beragam permasalah mengenai keislaman dibahas dalam buku Islam Tuhan, Islam Manusia. Perkara mengenai Islam dan Peradaban, Islam dan Kebudayaan, Islam dan agama-agama Non-Islam. Aliran sesat yang memicu adanya pertentangan dan pertengkaran pun tak luput dari pembahasan. Mampukah Islam menghadapi tantangan zaman?
Ustadz Haidar Bagir adalah Pembaca dan Pengamat zaman dan dinamika manusia di dalamnya, melalui hati dan pikiran serta bimbingan wahyu yang mengejawantah dalam perilaku teladan Rasūlurrahmah, Nabi Muhammad SAW. Buku ini adalah salah satu upayanya menyebarkan hasil pembacaan dan pengamatannya yang terbimbing itu. Dari dan dalam bukunya ini, kita bisa merasakan keindahan rahmat Tuhan—Islam—yang ditebarkan melalui rasul-Nya ke semesta alam; terutama kepada makhluk istimewa-Nya, Manusia.
—K.H. Ahmad Mustofa Bisri
Manusia sebagai makhluk yang bepikir tentu harus selalu berupaya, bahwa membela agamanya, membela Islam adalah kepentingan yang tidak bisa dikesampingkan. Adakah yang dapat memberi tahu caranya?
Promosikanlah Islam sebagai agama cinta, Islam sebagai agama yang mengajarkan kasih sayang seperti yang tertera dalam buku Islam Tuhan, Islam Manusia. Nabi telah mencontohkan, Alquran telah memberikan bimbingan, kini tinggal kita sebagai pewaris perlu untuk menyebarkan. Dunia perlu mengetahui, Islam bukanlah ancaman melainkan peneduh untuk menghadapi tantangan zaman.