Pernahkah di suatu waktu kamu merasakan perasaan kecewa, sedih, gagal, ragu, dan menyesal atas semua yang sudah terjadi? Apalagi, kalau beberapa usaha yang sudah kamu lakukan nyatanya tidak sesuai dengan keinginanmu. Marah dan kecewa sering menjadi teman. Namun, itu semua nyatanya harus kita terima dengan ikhlas dan lapang dada.  Proses penerimaan diri itulah  yang disebut juga dengan self acceptance. 

Satu yang perlu diingat, bukan berarti kita hanya “menerima” dan pasrah lantas tidak melakukan apa-apa. Kalau seperti itu, bukan self acceptance namanya, tapi memang kamu nggak mau berusaha. Nah, ternyata, salah satu usaha yang dapat kamu lakukan adalah menulis. Mengapa menulis? Melalui buku Mengheningkan Cinta karya Adjie Santosoputro, ia berusaha menjelaskannya sekaligus memberikan beberapa usaha lain yang dapat dilakukan untuk melatih self acceptance

 

1. Membuat daily journal

Menulis di sini maksudnya adalah membuat daily journal, mengapa daily journal? Karena dengan membuatnya, hal ini dapat membantumu menjadi pengamat keseharianmu. Melaui daily journal yang dibuat kamu dapat membaca ulang hal-hal apa saja yang sudah dilakukan dan dari situ kamu akan tahu adakah mungkin usaha yang perlu diperbaiki lagi. Dengan menulis dapat membantu membuat berpikir jernih dan lebih mengenal serta menerima diri sendiri. 

2. Perbanyak bersyukur

Kita terbiasa melihat sisi buruk dalam diri, padahal coba biasakan untuk menyeimbangkannya dengan melihat sisi baik dan indah. Bahkan ada sisi indah dalam kegagalan, ada sisi ketidaksempurnaan dalam kesempurnaan. Bersyukur bukan berarti menutup mata akan sisi buruk, tetapi melatih diri untuk bersyukur dengan dasar penerimaan atas kedua sisi. 

 

View this post on Instagram

KAMU SUDAH MUDAH GELISAH? BACA SARAN INI | Mudah gelisah adalah pengingat untuk mengurangi berencana, dan mengurangi impian. Dengan begitu, kehidupan tak lagi terlihat sebagai perlombaan. Kehidupan dipahami lebih mendalam sebagai jejak-jejak yang bermakna. Kalau ilmu motivasi mendorong orang untuk selalu berencana, bermimpi dan mengerahkan seluruh tenaga untuk meraihnya … Orang yang sadar dirinya sudah mudah gelisah, lalu mulai mengurangi rencana dan impiannya, akan mendorong dirinya sendiri untuk mengenal dirinya lebih mendalam. Ia melatih hatinya untuk merasa bahwa apapun yang terjadi di sini-kini sudah cukup baik adanya.⠀ -⠀ Kamu punya cerita tentang mengurangi rencana dan impianmu? Ceritakan ke saya, tulis di comment ya.⠀ ————⠀⠀⠀⠀ Follow project buku saya di: @Mengheningkan.Cinta⠀ ————⠀⠀ Tetap benderang, tetap tangguh 🙏⠀⠀⠀ ————⠀⠀⠀ #InsightAdjie | #EmotionalHealingBarengAdjie

A post shared by Adjie Santosoputro (@adjiesantosoputro) on

 

3. Coba untuk latihan mengamati perasaan

“Kurang-kurangi baper”

Kalau muncul rasa marah, benci pada diri sendiri, coba untuk berdiam diri dan ambil jarak terhadap perasaan itu. Perasaan hanyalah perasaan, bukan kenyataan, amati, jangan bereaksi, maka perasaan akan mereda dengan sendirinya. 

4. Berikan welas asih kepada diri sendiri

Jangan terlalu keras dengan dirimu sendiri karena hal itu akan memicu kekecewaan yang semakin mendalam saat kamu belum berhasil mendapatkan apa yang menjadi keinginanmu. Bersikaplah sewajarnya terhadap dirimu sendiri karena diri juga perlu rehat dan napas sejenak bukan? Belajar untuk sedikit memberikan apresiasi ke diri sendiri atas pencapaian yang sudah dilakukan. 

 

5. Kurangi membandingkan diri dengan orang lain

Berhenti untuk membandingkan diri dengan orang lain karena hal itu tidak akan pernah ada habisnya. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing lengkap dengan berbagai permasalahannya. Bisa jadi apa yang kamu anggap berat di hidupmu, justru lebih berat di hidup orang lain, dan bisa jadi apa yang kamu anggap mudah bisa jadi sulit bagi orang lain. Semua sudah tepat sesuai dengan porsinya masing-masing, nggak kurang dan lebih. 

 

 

Coba beberapa hal di atas secara pelan-pelan dan penuh dengan keyakinan. Ingat ya, tidak semua hal bisa dipaksakan. Jadi, jalani hidupmu dengan ikhlas dan tetap berusaha semampumu. Jika jatuh, ambil jeda sebentar untuk bersihkan luka, lalu bangkit kembali. 

 

Awita Ekasari/Content Writer Mizanstore

Sumber: 

Buku Mengheningkan Cinta Hal. 73

Bagikan ke Sekitarmu!
Mengapa Menulis Jadi Salah Satu Cara Melatih Self Acceptance?