Beragamnya gaya parenting membuat orang  tua kebingungan untuk menentukan pola asuh yang sesuai dengan dinamika keluarga dan kepribadian anak. Nah, satu dari sekian banyak gaya asuh adalah Konsep Parenting Tanpa 3M (Tanpa Marah, Tanpa Memerintah, Tanpa Melarang). Jadi, apakah kita bisa mengasuh tanpa marah? Mari kita bahas satu persatu, yaa~

sumber: expose

Tanpa Marah

Orang tua tidak lagi menunjukkan reaksi marah ketika menghadapi perilaku anak- anak. Secara tak sadar orang tua kadang terbawa emosi ketika anak tidak menuruti keinginan mereka. Reaksi fisik seperti suara keras dan raut wajah yang mengeras lantas muncul secara otomatis.

Konsep Tanpa Marah ini bukanlah sesuatu yang tidak saintifik. Rhenald Kasali, dalam bukunya Sentra: Membangun Kecerdasan dan Kemampuan Anak Sejak Usia  Dini  Demi Masa Depan yang Cemerlang, menuliskan bahwa metode ini berkaitan dengan ilmu syaraf otak atau Neuroscience.

Kasali mengutip hasil penelitian Lise Eliot bahwa pada bayi yang ketakutan. Lapisan Myelin yang ada di dalam otaknya menggelembung seperti balon lalu pecah. Myelin adalah senyawa penting dalam komunikasi antar sel otak sehingga ini membawa dampak buruk bagi perkembangan otak anak.

Tanpa Memerintah dan Tanpa Melarang

Orang tua membebaskan anak melakukan yang mereka lakukan. Wismiarti Tamin, praktisi pendidikan Sentra, mengatakan, anak yang terbiasa disuruh atau dilarang hanya mengikuti perintah tanpa tahu apa maksud dari perintah tersebut. Hal itu akan mengganggu perkembangan critical  thinking anak. (Rhenald Kasali, 2019)

sumber: unsplash.com

Konsep ini mengajak  orang tua untuk menggunakan kalimat persuasif dan tidak asal melarang atau memerintah. Hal ini diharapkan anak tumbuh dengan kesadaran dan bukan karena keterpaksaan. Cara-cara persuasif menawarkan berbagai pilihan pada alam sadar anak. Sedangkan cara perintah menyugesti anak bahwa kewajiban yang kemudian akan terasa membebani.

Elliyati Bahri, Parental Coach dan pakar Neuro Linguistic Programming (NLP), menyatakan bahwa cara komunikasi dengan cara berteriak atau memerintah dengan suara melengking, akan membuat anak merasa tergores harga dirinya. Orang tua bisa menggunakan kalimat yang lebih ramah. Elli menambahkan, hanya dengan kelembutan, kasih sayang dan hanya dengan cinta, anak-anak akan menurut dan patuh pada orang tua, karena kesadarannya yang tumbuh dan bukan karena keterpaksaan.

Pada akhirnya, setiap orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anak. Memberi mereka segala sarana untuk meyokong tumbuh kembang maksimal. Salah satunya adalah melalui pemilihan pola asuh atau parenting style yang tepat. Pendekatan Tanpa 3M mungkin bisa menjadi alternatif  yang pas sebagai  peaceful parenting demi mencapai perkembangan anak yang lebih positif.

 

Mela Expose & Gendhis/ Content Writer Mizanstore

Bagikan ke Sekitarmu!
Mengasuh Tanpa Marah, Bisakah?