Perubahan pesat dalam usaha dan permodalan di era milenial saat ini membuat para pengembang industri kreatif Indonesia harus peka terhadap perubahan itu sendiri. Fenomena-fenomena baru yang muncul dalam pendanaan membuat pemilik usaha semakin mudah untuk membuat perusahaan mereka berkembang. Ketika seorang pengembang industri kreatif ingin menjalankan idenya tetapi tidak punya dukungan pendanaan dan sulit memperolehnya dari lembaga keuangan konvensional seperti Bank, seharusnya di masa lalu sebelum adanya internet, mereka sudah putus asa. Tetapi sekarang ini, mereka bisa berpaling kepada crowdfunding. Crowdfunding boleh jadi jawaban sebuah start-up di Indonesia untuk berkembang. Dia juga menjadi jawaban untuk membesarkan brand dan sebagai akses modal.

Mengenal Crowfunding

Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali, Crowdfunding merupakan metode pendanaan terhadap sebuah proyek tertentu yang didonasi oleh  masyarakat luas melalui transaksi elektronik.Secara garis besar crowdfunding merupakan pendanaan bersama atau patungan. Crowdfunding memungkinkan puluhan bahkan ribuan orang patungan untuk sebuah proyek komersial maupun penggalangan dana untuk kepentingan sosial.

Karena masyarakat memegang peranan penting, crowdfunding perlu disasar secara benar dan tepat guna. Mobilisasi kerumunan diperlukan dan orkestrasi publik yang menarik adalah sebuah modal awal crowdfunding berhasil. Mengutip buku Rhenald Kasali #MO, dalam era digitalisasi semua batasan fisik sebuah negara terutama Indonesia melebur dalam batas-batas sosial media. Ini adalah pokok penting mobilisasi masyarakat banyak untuk menggiring mereka memahami sebuah peristiwa secara signifikan. Penggunaan tagar-tagar yang mewabah menjadi landasan dalam memobilisasi orang-orang.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Contoh menarik adalah platform KitaBisa. Sebuah situs galang dana terbesar di Indonesia KitaBisa menjadi sebuah platform yang pendanaannya merupakan hasil urunan atau patungan dari masyarakat Indonesia di seluruh penjuru negeri bahkan dunia.Sebuah platform menarik perhatian kerumunan melalui sosial media bukan hal yang baru.

Namun, KitaBisa ada karena kejelian dalam mengambil peluang. Dengan tagar #OrangBaik, Kitabisa menarik empati sosial pemilik akun-akun sosial media yang kemudian menyebarkannya ke berbagai aplikasi sosial media mereka. Publik akhirnya memobilisasi sendiri isu-isu penting sosial sehingga diketahui oleh banyak orang.

Pemilik platform ini mengerti ide crowdfunding dapat mendorong partisipasi publik dimana masyarakat saling patungan sehingga ada rasa keterikatan kita sebagai satu bangsa, solidaritas sosial. Orkestrasi yang cerdas serta mobilisasi yang tepat menjadikan KitaBisa dipercayai membantu permasalahan sosial di Indonesia. Ada juga gandengtangan, platform ini mengkhususkan diri untuk membantu usaha mikro (UKM) untuk menggalang modal dari masyarakat umum.

Kehadiran para crowdfunding ini menjadi warna tersendiri di era #MO yang semakin menekankan pentingnya ide-ide segar untuk dunia bisnis dan sosial. Baca selengkapnya dalam buku terbaru Rhenald Kasali, #MO: Mobilisasi dan Orkestrasi.

Jadi, mau ikutan ambil bagian di dunia baru ini?

 

Melati/Expose

 

 

 

Bagikan ke Sekitarmu!
Mengenal Crowfunding: Patungan Modal di Era #MO