Faktanya, angka kesadaran untuk membaca dari masyarakat Indonesia tergolong masih sangat rendah. Di sisi lain, angka melek huruf masyarakat Indonesia tergolong tinggi. Ini artinya, masyarakat sebenarnya tahu dan kenal dengan huruf, tetapi tidak membaca. Mengapa?

Ada banyak faktor yang boleh jadi menyebabkan hal itu terjadi, salah satunya adalah permasalahan pendistribusian bahan bacaan. Hal ini disampaikan langsung oleh para penggiat literasi ketika berkesempatan mendiskusikannya dengan Presiden Jokowi. Dalam diskusi hangat tersebut, mereka menyampaikan bahwa kesenjangan bahan bacaan masyarakat ibu kota dengan masyarakat daerah sangat tinggi. Oleh karena itu, para penggiat literasi ini berusaha melakukan berbagai cara untuk setidaknya mengurangi kesenjangan tersebut.

Akan tetapi, acapkali para penggiat literasi dihadapkan pada persoalan-persoalan teknik yang menyulitkan. Salah satunya adalah permasalahan ongkos kirim—dikenal dengan akronim ongkir; biaya yang harus dibayarkan ketika melakukan pengiriman barang—yang begitu tinggi untuk daerah-daerah yang berusaha mereka jangkau. Kenyataannya, ongkir sebuah buku bahkan lebih tinggi dari harga buku itu sendiri. Waduh!

Presiden Jokowi menanggapi masukan yang diberikan para penggiat literasi tersebut dan memberikan satu solusi yang mudah-mudahan dapat menyelesaikan permasalahan ini. Berikut adalah pemaparan pernyataan Presiden Jokowi yang dikutip dari berbagai media pada 2 Mei 2017, lalu.

detik

pertemuan Presiden Jokowi dengan para penggiat literasi, 2 Mei 2017 (gambar dari detik.com)

“Tadi saya sudah telepon Menteri BUMN, ke kantor pos agar disediakan satu hari saja untuk kirim buku itu gratis. Tadi sudah disetujui, setiap bulan. Ini masukan dari para pegiat literasi agar nantinya kirim buku antar pustaka ini lebih gampang, lebih mudah, dan tidak terbebani oleh biayanya. Satu hari yang gratis nanti tanggalnya akan saya sampaikan pada para pegiat literasi,” kata Jokowi.

Selain mengupayakan program gratis ongkir tersebut, Presiden Jokowi berkordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, untuk menyiapkan sebanyak sepuluh ribu buku untuk didistribusikan ke setiap daerah yang memiliki komunitas literasi. Di antara 10 ribu buku yang akan dikirim, Kemendikbud sudah menyiapkan 158 judul buku tentang cerita nusantara.

Program “Satu Hari Gratis Ongkir” ini dijajikan bisa diterapkan mulai pada bulan Juni 2017 mendatang. Dengan adanya program tersebut, diharapkan proses pendistribusian akan berjalan lebih lancar ke daerah-daerah pelosok. Selain itu, diharapkan pula program ini dapat mempermudah proses tukar menukar bahan bacaan antardaerah yang biasanya dilakukan komunitas literasi untuk memperkaya khazanah bahan bacaan para pembaca.

Tidak ada salahnya mencoba mengupayakan yang terbaik untuk masyarakat. Para penggiat literasi sudah bekerja dengan sukarela dan sepenuh hati untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pedalaman. Pemerintah dalam hal ini juga mengupayakan kemudahan bagi mereka. Mudah-mudahan dengan cara-cara ini, kesadaran masyarakat untuk membaca dapat meningkat.

(artikel ini dibuat dengan mengutip dari berbagai sumber dengan perubahan yang disesuaikan)

Bagikan ke Sekitarmu!
Jokowi Gratiskan Ongkir Buku via PT Pos