Kabar gembira hadir kembali untuk penerbit Indonesia! Mizan, sebagai salah satu perwakilan penerbit Indonesia yang hadir di ajang Sharjah Book Fair 2017 telah berhasil menjual 37 judul buku di pameran buku terbesar ketiga di dunia itu. Wow!
Ajang Sharjah Book Fair 2017 adalah ajang pameran buku yang digadang sebagai terbesar ketiga di dunia setelah Frankfurt dan London. Sharjah Book Fair 2017 ini diadakan langsung di Sharjah, United Arab Emirates. Berdasarkan pantauan dari website Sharjah Book Fair 2017, pameran buku ini masih akan berlangsung hingga tanggal 11 November 2017.
Selanjutnya, dilansir dari Detik, ada kabar baik bagi penulis dan penerbit Indonesia itu diumumkan oleh Komite Buku Nasional (KBN). Buku-buku Indonesia terjual dalam acara matchmaking yang digelar oleh Sharjah Book Authority yang menjadi bagian dari acara Professional Program Sharjah Book Fair 2017.

Acara matchmaking atau bertemu antarpenerbit maupun agen sastra itu bertujuan menawarkan dan menjual rights buku kepada penerbit asing di berbagai negara. Selama dua hari acara matchmaking, ada 37 judul buku yang terjual di tempat.

Nah, kabar baiknya adalah 37 judul buku yang disebut terjual laris itu adalah buku-buku terbitan Mizan Grup. Rinciannya antara lain, sebanyak 25 buku dari seri Halo Balita (Pelangi Mizan) yang dibeli oleh penerbit Myurpankhi, Bangladesh, 3 judul picture book (DAR Mizan) yang dibeli oleh penerbit Pustaka Nasional, Singapura, serta 3 judul buku anak muslim dan 6 judul serial Islamic Princess (DAR Mizan) yang dibeli oleh penerbit Children Publication Pakistan.

Keren! Indonesia dalam Sharjah Book Fair 2017 (foto dari Komite Buku Nasional)
Ketua Komite Buku Nasional Laura Bangun Prinsloo mengatakan Indonesia memang perlu mengembangkan pasar ekspor ke Timur Tengah. “Menurut laporan Kementerian Perdagangan dan Kadin, baru-baru ini strategi yang mereka usulkan untuk pengembangan tersebut adalah pameran, door to door buyer meeting, dan bisnis matchmaking,” kata Laura.
Kabar dari Laura seperti menjadi angin segar untuk penerbitan Indonesia di kancah Internasional. Hal ini membuktikan bahwa buku-buku lokal punya pasar yang lebih luas, karena peminatnya tak hanya datang dari Indonesia, tetapi juga dari mancanegara.

“Kami berbicara agar bisa menjajaki beberapa kerja sama penting antara Indonesia-UAE terkait industri penerbitan. Beberapa kali kami bertemu Sharjah Book Authority, mereka malah menginginkan kerja sama konkrit dan jangka panjang antara kedua negara,” tambah Laura Bangun Prinsloo.

Selain itu, program dana bantuan penerjemahan dari Komite Buku Nasional juga menjadi nilai tambah bagi penerbit mancanegara seperti Mesir, Bangladesh, dan Turki untuk membeli hak penerjemahan buku Indonesia ke dalam bahasa mereka.

[Hanung W L/Copywriter Mizanstore]
Bagikan ke Sekitarmu!
37 Buku Mizan Laris Terjual di Sharjah Book Fair 2017