sumber: instagram/parasitemovie
Parasite menjadi film korea pertama yang berhasil meraih penghargaan di ajang Oscar 2020 untuk kategori “Best Picture”. Bukan hanya di kategori tersebut, nyatanya Parasite menyabet 4 penghargaan lainnya, yaitu Best Original Screenplay, International Feature Film (Foreign Language Film), serta Best Director.
Sebelum di ajang Oscar, Parasite memang sudah banyak mendapat berbagai penghargaan di ajang internasional, seperti Original Screenplay dan Film Not In The English Language dalam ajang British Academy of Film and Television Arts (BAFTA). Parasite juga menjadi film non-bahasa Inggris pertama yang memenangkan Screen Actors Guild Award untuk Outstanding Performance by a Cast in a Motion Picture dan memenangkan piala Palme d’Or di Festival Film Cannes 2019.
Parasite sendiri mengangkat isu seputar kesenjangan sosial yang dialami 2 keluarga di Korea Selatan. Mereka tinggal di sebuah rumah sempit bawah tanah bersama istri dan kedua anaknya. Pekerjaan yang dilakukan adalah melipat sebanyak-banyaknya kardus pizza. Suatu hari salah satu anaknya mendapat pekerjaan untuk menjadi guru privat dari sebuah keluarga kaya raya. Karena ia tidak lulus sekolah dan mempunyai ijazah, akhirnya sang adik perempuan memalsukan ijazah untuk meyakinkan keluarga Park. Dari pekerjaan itulah, kejadian yang tidak pernah mereka duga terjadi.
Bong Joon-Ho selaku sutradara nyatanya berhasil mengangkat isu seputar kesenjangan sosial dengan sangat baik melalui penggambaran dari karakter dan situasi yang terlihat di film. Ia mampu mengemas isu yang cukup kompleks di negara ginseng tersebut dengan cara yang tepat tanpa menggurui.
Budaya Patriarki Korea Selatan
Nah, berbicara seputar kesenjangan sosial, rupanya bukan hanya isu ini saja yang marak terjadi di Korea Selatan. Isu lain yang ramai diperbincangan adalah budaya patriarki dan feminisme yang sangat kuat. Karena itulah lahir sebuah buku yang ditulis Jo Nam Joo, berjudul Kim Ji Yeong Lahir 1982. Cerita dalam buku ini jelas ingin merekam fenomena tersebut.
Mengisahkan hidup seorang wanita berusia 30-an tahun yang mengalami diskriminasi gender di setiap titik dalam hidupnya. Ia harus berhenti dari pekerjaan yang dicintainya untuk menjadi ibu rumah tangga. Keputusan itu pun dilakukan karena paksaan sosial. Hal ini karena budaya patriarki yang kental menyumbang andil besar atas kejadian dalam hidupnya tersebut.
Kim Ji Yeong Lahir 1982 bahkan telah diadaptasi ke dalam layar lebar dan tayang di beberapa negara asia, seperti Indonesia dan Jepang. Penasaran mau tahu ceritanya? Yuk baca sekarang di www.mizanstore.com
Awita Ekasari/Content Writer Mizanstore