Beberapa waktu lalu jagat media sosial diramaikan dengan informasi sebuah postingan agenda workshop bertema poligami. Sontak saja, informasi tersebut langsung ramai dibicarakan hingga menduduki trending topic nomor 1 di twitter dan mendapat banyak komentar beragam dari para warganet.
Nah, jika membicarakan seputar poligami, ada satu pendapat atau jawaban dari salah satu ulama di Indonesia, Buya Hamka. Sepanjang hidupnya, beliau tidak pernah berpoligami, tercatat beliau menikah lagi beberapa tahun kemudian setelah istrinya berpulang.
Hal tersebut juga ia lakukan setelah berdiskusi dengan seluruh anak-anaknya. Atas pertimbangan bahwa Buya Hamka sudah mulai berumur dan seluruh anak-anaknya sudah berkeluarga, akhirnya Buya Hamka menikah lagi dengan Siti Chadijah, perempuan yang menemaninya hingga akhir hayat sang Sufi.
Satu lagi yang menarik dari seorang Buya Hamka adalah, semasa hidupnya, sebenarnya ia beberapa kali ditawarkan untuk melakukan poligami oleh sang Ayah, namun dengan halus ia menolak. Apa yang dilakukan Hamka ini semata karena ia menarik pelajaran dari apa yang dialami orang tuanya, khususnya ibu kandungnya akibat perceraian. Apa jawabannya kala itu?
“Ibuku menderita akibat ayahku memiliki istri yang banyak. Nasib kami, anak-anaknya juga terkadang tidak terurus karena Ayah hanya menghabiskan hari-harinya dengan tepak dan menggilir istri-istrinya,” tulis Hamka di buku Kenangan-Kenangan Hidup.
Hamka juga menceritakan jika kakak ipar sekaligus gurunya, Sutan Mansur, menyesal telah berpoligami,
“Cobalah lihat nasibku. Karena telanjur beristri lebih dari satu, sebagian besar hidupku hanya untuk itu. Sebab itu, banyak cita-citaku patah di tengah jalan,” begitu ucap Sutan Mansur.
Selengkapnya tentang pandangan Buya Hamka bisa dibaca dalam buku Memahami Hamka, ditulis Haidar Musyafa, bisa dapatkan di Mizanstore.com
Awita Ekasari/Content Writer Mizanstore