Istimewanya Asean Literary Festival tahun ini karena bertepatan dengan ulang tahun ASEAN yang ke-50. Sebuah usia emas yang menurut Okky Madasari—salah satu pendiri sekaligus Direktur Program ASEAN Literary Festival—merupakan refleksi pencapaian pembentukan komunitas budaya dan sastra kawasan. Sekaligus, akan menjadi tantangan 50 tahun ke depan.

Setelah 3 tahun acara Asean Literary Festival, di tahun ke-4 ini Asean Literary Festival mengusung tema Beyond Imagination. Acara ini akan dibuka mulai tanggal 3 Agustus dan ditutup pada 6 Agustus 2017.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Asean Literary Festival mengambil lokasi di Kawasan Kota Tua. Sebuah kawasan yang dianggap bersejarah karena dikelilingi gedung-gedung tua peninggalan sejarah Indonesia. Diharapkan dengan diadakannya acara Asean Literary Festival (ALF) di sini, para peserta ALF akan memahami kekayaan literatur dari berbagai budaya di Indonesia bahkan di dunia. Semua tersaji di antara gedung pos, gedung cipta niaga, museum keramik, hingga museum wayang, tempat yang dijadikan lokasi diskusi dan pameran literasi.

museum wayang

Museum Wayang, salah satu lokasi ALF 2017 (image from museumseni.jakarta.go.id)

Tantangan Literasi di Tengah Era Digitalisasi

Sangat disayangkan betapa di tengah era digitalisasi yang makin meluas ini, masyarakat justru semakin malah untuk memeroleh informasi—yang valid. Pernah suatu kali seorang penulis berkicau di akun media sosialnya dan berkata “yang paling berbahaya di era digital ini adalah orang-orang yang makin malas membaca, tetapi begitu besar keinginannya untuk terus berkomentar.” Bukankah ini yang seharusnya kita takutkan?

Dibukanya acara ALF 2017 yang membuka ruang untuk belasan sesi diskusi diharapkan mampu menjadi wadah untuk menjawab masalah-masalah penting dan bersama, bukan sekadar berkomentar, tetapi berdiskusi mencari pemecahan masalahnya bersama-sama.

Isu utama yang akan diangkat berkaitan juga dengan isu radikalisme, terorisme, serta peran media soal yang semakin sentral dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat.

Kegiatan ALF 2017

Menurut rencana. Kegiatan ALF tahun ini akan diisi dengan berbagai diskusi dan kuliah umum yang akan dibawakan oleh penulis-penulis dan jurnalis-jurnalis yan berbengaruh dari kawasan Asia Tenggara. Dari Indonesia sendiri, nama-nama tak asing ini akan turun ambil bagian: Haidar Bagir, Arswendo Atmowiloto, Aan Mansyur, Candra Malik, Okky Madasari, Dwitasari, Ernest Prakasa, Lala Bohang, dan masih banyak penulis andal lainnya turut ambil bagian. Tidakkah kamu berencana untuk datang?

aslit

Asean Literary Festival Logo (image from aseantiteraryfestival.com)

Berbagai kelas umum dan diskusi serta workshop yang diadakan di ALF bersifat terbuka untuk umum dan gratis. Semua orang dari berbagai kalangan boleh hadir dan turut meramaikan pesta literasi se-Asia Tenggara ini. Kapan lagi menikmati pesta sastra dengan cuma-cuma, kan?

Selain acara-acara di atas, ALF juga akan diramaikan dengan pertunjukan seni, demo kuliner, dan pameran buku. Istimewanya, tahun ini ada tambahan program baru yang sebelumnya belum pernah diadakan di tahun-tahun sebelumnya, yakni Jambore Nasional Sastra. Nah, kabar baik lainnya, untuk penutup nanti, acara akan diramaikan dengan kehadiran JKT48 juga, lho!

Bagi kamu yang berminat untuk menghadiri acara tersebut, silakan simak info lebih lengkap mengenai jadwal acaranya melalui website http://www.aseanliteraryfestival.com. Sampai bertemu di sana, ya!

Bagikan ke Sekitarmu!
Asean Literary Festival untuk Menyambut Usia Emas 50 Tahun ASEAN