Desain tanpa judul (7)

Kisah dalam epos Mahabarata dan Ramayana barangkali bukan jadi barang favorit remaja masa kini. Mengapa demikian? Alasannya tentu saja beragam. Mulai dari kitabnya yang terlalu tebal, bahasanya yang masih menggunakan ejaan lama, atau mungkin alurnya yang terlalu panjang bukan lagi jadi bacaan yang difavoritkan remaja kekinian.

Sayang sekali sebab cerita-cerita dalam epos Mahabarata dan Ramayana sangat penting dan mengandung banyak nilai yang dapat diterapkan karena masih relevan hingga saat ini. Berbagai episodenya, seluruh tokohnya, semuanya. Lantas, bagaimana cara agar semua mau kembali membaca kisah Mahabarata dan Ramayana?

Karya itu sendiri barangkali yang perlu bertrasformasi; mengubah diri untuk kemudian menyesuaikan dengan lingkungan. Itulah sebabnya karya-karya besar semacam ini ditulis ulang dalam berbagai bentuk karya lain, sebut saja puisi, novel, pun naskah-naskah untuk pewayangan.

Pada dasarnya cara apa pun boleh saja dilakukan. Mengemas tulisan dalam kitab tersebut dengan cara yang baru, semua menjadi kebebasan para penggiat seni dan literasi. Is Yuniarto memilih media komik.

Menurut pengakuan penulisnya, Garudayana merupakan komik pendek yang dibuat untuk lomba komik animonster pada tahun 2006. Akan tetapi, komik tersebut baru dibukukan dan diterbitkan pada tahun 2009. Kini, buku tersebut sudah mengalami cetak ulang dan dapat menjadi bagian dari koleksi teman-teman sekalian.

Isinya? Tentu tidak lepas dari kisah tokoh-tokoh dewa dari Archapada. Pandawa, Kurawa, Gareng, Petruk, Semar, semua hadir dan menyatu dalam komik pewayangan yang seru. Episode-episode besar seperti pertempuran keluarga Pandawa dan Kurawa ditampilkan dengan gaya yang lebih ekspresif dan representatif. Tak lupa kisah Gareng, Petruk, dan Semar yang lucu namun sarat makna juga ikut masuk di dalamnya.

WhatsApp Image 2017-08-30 at 14.00.32

cuplikan adegan dari Garudayana Saga Seri ke-5 (foto dokumentasi pribadi)

Sebagai tambahan, dalam buku ini terdapat tokoh-tokoh baru, tokoh di luar epos besar Mahabarata dan Ramayana, seperti Garu burung lucu yang dapat berubah bentuk dan tokoh Kinara yang mungkin belum banyak dikenal. Kehadiran tokoh-tokoh di luar penokohan epos Mahabarata ini sama sekali tidak mengganggu melainkan justru menambah keseruan cerita.

Gagasan yang ditawarkan Is Yuniarto melalui lakon Garudayana Saga ini memang perlu diapresiasi. Pasalnya, ia mampu membuat cerita yang sedemikian menarik, mengemaskan dengan cara yang unik sehingga mudah dibaca semua kalangan termasuk remaja di masa sekarang. Bagi kamu yang memang menggemari kisah Mahabarata dan Ramayana jauh sebelum kisahnya dikomikan, kamu juga pasti akan terhibur membaca buku ini.

Mempelajari sejarah melalui karya seni dan sastra memang selalu jadi pilihan yang menyenangkan. Kreativitas para pengarang yang semakin hari semakin berkembang mampu membuat sesuatu yang kesannya usang menjadi sesuatu yang tak lekang di makan zaman.

Yuk baca Mahabarata dan Ramayana melalui Garudayana Saga! Buku ini dibagi menjadi 6 seri dan keseluruhan koleksinya dapat kamu miliki karena proses cetak ulangnya baru saja selesai.

[Hanung W L/ Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
Garudayana: Mengenal Tokoh Mahabarata Melalui Komik, Bisa!