Selama ini, isu minat baca yang rendah di Indonesia selalu menjadi bayang-bayang. Namun, data terbaru menunjukkan kabar gembira yang signifikan: tingkat kegemaran membaca masyarakat mengalami peningkatan drastis, dan yang paling mengejutkan, Generasi Z menjadi kontributor terbesar dalam lonjakan positif ini.
Fakta ini memberikan harapan baru bahwa literasi tetap memiliki tempat istimewa, bahkan di tengah gempuran distraksi digital.
1. Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Nasional Mencapai Titik Tertinggi
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indeks Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) nasional pada tahun 2024 mencapai angka 72,44. Angka ini merupakan pencapaian tertinggi dalam lima tahun terakhir:
-
2020: 55,74
-
2021: 59,52
-
2022: 63,9
-
2023: 66,77
-
2024: 72,44
Lompatan sebesar 16,7 poin dalam empat tahun ini membuktikan bahwa upaya mendorong budaya literasi mulai membuahkan hasil, bahkan melampaui target Perpustakaan Nasional sebesar 71,3 untuk tahun 2024. Meskipun menunjukkan tren positif, skor 72,44 masih menempatkan Indonesia dalam kategori sedang (rentang nilai 50,1 hingga 75).
TGM sendiri mengukur frekuensi membaca buku, durasi waktu yang dihabiskan untuk membaca, jumlah buku yang diselesaikan dalam satu triwulan, hingga seberapa sering mengakses internet untuk mencari informasi.
2. Generasi Z: Kontributor Utama Budaya Literasi
Yang paling mencuri perhatian dari lonjakan TGM ini adalah peran signifikan Gen Z. Berdasarkan Survei khusus GoodStats terhadap 203 responden Gen Z mengungkapkan kebiasaan membaca yang sangat konsisten:
-
Minat Tinggi: 84,7 persen dari Gen Z gemar membaca buku.
-
Konsistensi: 27,1 persen memiliki kebiasaan membaca setiap hari, sementara 47,3 persen membaca beberapa kali dalam seminggu.
-
Durasi Ideal: Mayoritas atau 49,3 persen menghabiskan waktu 30 hingga 60 menit untuk membaca setiap kali mereka memegang buku.
Konsistensi ini menunjukkan bahwa meskipun hidup di tengah kesibukan dan berbagai distraksi digital, Gen Z tetap mampu meluangkan waktu khusus untuk membaca.
3. Fakta Unik: Buku Fisik Mengalahkan Digital
Di tengah kemudahan akses e-book, buku fisik ternyata masih menjadi pilihan utama bagi Gen Z. Sebanyak 73,4 persen responden Gen Z memilih buku fisik dibandingkan format digital. Alasannya?
-
Konsentrasi: Tujuh puluh persen dari mereka mengaku bisa lebih berkonsentrasi ketika membaca buku fisik karena tidak ada gangguan dari notifikasi media sosial.
-
Sensasi: Sensasi memegang buku, aroma kertas, dan pengalaman membolak-balik halaman ternyata masih memiliki daya tarik yang tidak tergantikan.
Mayoritas Gen Z (79,8 persen) menunjukkan keseimbangan dalam genre, menyukai fiksi dan non-fiksi, menandakan bahwa mereka mencari hiburan sekaligus menambah pengetahuan.
4. Di Mana Posisi Kegemaran Membaca Indonesia di Dunia?
Lihat postingan ini di Instagram
Meskipun TGM nasional menunjukkan kemajuan internal yang membanggakan, laporan dari CEOWORLD Magazine memberikan konteks global yang lebih luas.
Dalam survei global tentang Negara Paling Giat Membaca (2024) yang mencakup 102 negara, Indonesia berada di peringkat ke-31 dengan rata-rata durasi membaca 129 jam per tahun.
Indonesia Ungguli Negara Asia Lain
Menariknya, Indonesia berada di posisi yang lebih tinggi (lebih giat membaca) dibandingkan beberapa negara Asia yang sering dianggap lebih maju.
| Negara | Peringkat Global | Durasi Baca Rata-rata (Jam/Tahun) |
| Indonesia | 31 | 129 jam |
| Korea Selatan | 33 | 125 jam |
| Malaysia | Tidak tercantum di Top 32 | (Di bawah 125 jam) |
Meskipun demikian, angka 129 jam per tahun ini masih jauh tertinggal dari para juara global seperti Amerika Serikat (357 jam) dan India (352 jam). Perbedaan durasi yang signifikan ini menjadi tantangan utama yang harus dipecahkan.
5. Langkah Meningkatkan TGM Indonesia
Data 2024 menjadi titik balik. Generasi Z telah membuktikan bahwa digitalisasi bukanlah ancaman, melainkan tantangan yang dapat diatasi dengan menemukan kembali daya tarik buku.
Tugas selanjutnya bagi semua pihak pemerintah, penerbit, dan tentunya pembaca sendiri adalah mendorong skor TGM Indonesia dari kategori sedang menjadi kategori tinggi. Dengan komitmen yang tepat, menaikkan durasi membaca ke level global bukanlah hal mustahil. Mari kita mulai dari 21 menit per hari, dan perlahan naik hingga menyaingi para juara literasi dunia.
Dikutip dari laman grc.com langkah meningkatkan TGM, yaitu pemerintah telah melakukan berbagai upaya strategis mulai dari pelaksanaan Gerakan Nasional Gemar Membaca, Program Merdeka Belajar, pengembangan ekosistem digital literasi, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, hingga berbagai gerakan literasi di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat terus digalakkan. Kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, sektor swasta, dan aktivis literasi menjadi kunci keberhasilan dalam membangun ekosistem literasi berkelanjutan.
(Artikel diolah dari berbagai sumber dengan penyesuaian)
Awita Ekasari/Content Writer Mizanstore
https://www.at-grc.com/post/minat-baca-masyarakat-indonesia-meningkat-gen-z-penyumbang-terbesar
https://goodstats.id/article/survei-goodstats-masih–publik-indonesia-baca-buku-di-era-digital-b2rhO
