Candra Malik memang terkenal dalam kemahirannya menulis cepat. Buku-bukunya dikenal dapat diselesaikan secepat kilat. Buku Layla ini misalnya, dapat diselesaikan dalam waktu empat hari saja. Luar biasa! Adakah kita patut mempertanyakan kualitasnya?
Buku Layla yang dirilis bulan April lalu telah terjual habis terjual di pasaran. Faktanya, memasuki bulan kedua setelah novel tersebut terbit, buku Layla sudah dicetak ulang! Sudah terbayang bagaimana bagusnya isi bukunya?
Buku ini berisi kisah kehidupan Wallaili Wannahar, seorang pemuda yang sedang dalam perjalanan mempelajari ilmu tasawuf. Di tengah perjalanannya, Lail—panggilan akrab untuk Wallailu Wannahar—harus menghadapi dilema ketika ia dijodohkan dengan Kinasih, teman masa kecilnya.
Lail bimbang karena merasa belum siap untuk menikah. Lagipula, hati Lail terlanjur tertambat kepada gadis bernama Layla.
Kisah Lail dan Layla sebenarnya lebih dari sekadar kisah cinta kasih antara dua insan. Bukan romantisisme yang sekiranya disasar oleh Guscan tapi lebih ke arah penanaman nilai-nilai yang lebih daripada itu.
“Dengan diterbitkannya Layla, Guscan berharap, dapat menyerukan kebijakan di tengah-tengah merebaknya kebencian dan juga kekerasan di masyarakat akhir-akhir ini,” kata Avicenna Nindya, seperti yang dilansir oleh detik.com.
Melihat latar belakang Guscan yang memiliki pengetahuan mengenai sufi, buku ini akan menjadi bahan bacaan yang menarik. Seperti Rumi yang keahliannya tak diragukan lagi dalam memadupadankan sufistik dan sastra, Guscan kelihatannya akan mengulang kesuksesan yang sama. Mudah-mudahan dari kisah Lail dan Layla, kita bisa belajar bahwa cinta bukan sekadar romansa belaka.
Belum punya bukunya? PO keduanya sudah dibuka! Berhadiah tanda tangan Guscan juga! Yuk segera dapatkan hanya di mizanstore.com.