Tidak ada badai yang berlangsung terus menerus. Pun tsunami tidak akan datang setiap hari. Iya, badai pasti berlalu, katanya. Benarkah?

Sebenarnya, ke arah mana tulisan ini akan berjalan? Laporan cuacakah?

Bukan. Ini bukan sekedar perkara cuaca. Lebih dari itu, apa yang akan dibahas di sini adalah permasalahan hidup. Benar, hidup ini berjalan terus dan tidak berhenti di satu titik. Mengutip kata-kata Dee dalam buku Filosofi Kopi mengatakan bahwa hidup ini cair. Semesta bergerak dan realitas berubah. Tidak mungkin semuanya tetap di satu titik, karena yang berhenti hanyalah mereka yang mati.

Hal ini juga menyangkut dengan bermasalahan hidup. Permasalahan hidup datang silih berganti. Selesai satu masalah, muncul masalah baru. Begitu terus, tidak ada hari yang benar-benar biasa. Adapun beberapa manusia merasa, tak kunjung habis permasalahan hidupnya. Setiap hari dirundung duka, tak pernah ada senyum di wajahnya.

Orang-orang yang demikian, apakah sudah habis kepercayaannya kepada nikmat yang diberikan Tuhannya?

“Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyiraah ayat 5)

Tidak ada yang kekal abadi, termasuk masalah hidup. Percayalah bahwa setelah hujan deras akan terbit pelangi yang indah. Sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan. Tidak ada yang terlalu sulit bagi Allah, bahkan sekadar menghilangkan kesulitan dalam hidupmu.

“Sesungguhnya, urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya,”Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Maka Mahasuci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Q.S. Yasin ayat 82—83)

Ada beberapa cerita, yang barangkali bisa disimak dan diambil hikmahnya, bagi siapa yang mengharapkannya. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu bersyukur atas nikmat dan karunia dari-Nya.

Ada Pelangi di Balik Hujan

Diceritakan oleh Satria Nova bahwa ada seorang pengusaha yang melakukan perjalanan bisnis dari Bali ke Surabaya dengan menggunakan moda transportasi kapal laut. Ketika sampai di pelabuhan Gilimanuk, sudah masuk waktu salat subuh. Jika pengusaha itu menaiki kapal sekarang, maka ia akan melewatkan salat subuhnya. Akan tetapi, jika melaksanakan salat terlebih dahulu, ia akan ketinggalan kapal dan selang waktu datangnya kapal selanjutnya lebih lama. Apa yang dilakukan pengusaha tersebut?

pexels-photo-1

free image from pexels.com

Ia memutuskan untuk melaksanakan salat subuh terlebih dahulu dan menunggu kapal selanjutnya datang. Di dalam kapal kedua itu, ia bertemu dengan kawannya. Ia mendapat traktiran sarapan di atas kapal. Selain itu, karena searah menuju Surabaya, ia mendapat tawaran untuk sama-sama menaiki mobil pribadi kawannya.

Betapa hidup penuh dengan kejutan, bukan? Seandainya si pengusaha melalaikan salatnya dan memilih menaiki kapal, tentu hasilnya tidak akan demikian. Selain mendapatkan dosa, belum tentu ia akan bertemu temannya dan mendapat tumpangan setelahnya.

Hanya kepada-Nya Segala Keluh Kesah

Cerita lainnya diceritakan Ahmad Rifa’i Rif’an dalam buku God, Please Help Me. Di antara banyaknya kisah dalam buku ini ada satu yang akan dibagi dalam artikel ini. Cerita ini adalah cerita tentang seseorang yang selalu ceria meskipun hidupnya selalu dirundung masalah.

Di hadapan teman-temannya, ia selalu tersenyum. Tidak pernah ada sedikitpun ada air mata diperlihatkan. Apakah rahasianya?

kid-1077793_960_720

free image from pixabay.com

Ternyata, ketika sendiri, di dalam zikirnya, di saat sujud, ia menangis. Menangis hanya kepada Allah. Dia melakukan hal itu karena ia sadar, tidak ada gunanya menebar sedih. Hanya akan mengeluarkan energi negatif untuk orang disekitarnya, pun memperlihatkan bahwa ia lemah di antara manusia lainnya. Padahal, mana ada manusia yang tidak menanggung masalah dalam hidupnya, kan?

Menangislah hanya di hadapan Allah. Memintalah hanya kepada Allah. Cerialah di hadapan sesama. Semoga dengan itu kita menjadi manusia yang berbahagia.

“Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyiraah ayat 5)

(banner image from pixabay.com)

Bagikan ke Sekitarmu!
Mendung Bukan Berarti Hujan