Pernah dengar tentang Perusahaan Zombie?

Tidak, ini bukan perusahaan yang dipimpin oleh seorang zombie haus darah dengan karyawannya yang juga zombi ataupun berpakaian seperti zombie. Perusahaan zombie merupakan fenomena nyata yang terjadi dalam bisnis, mereka adalah perusahaan yang tetap beroperasi kendati secara bisnis mereka sebenarnya sudah bangkrut, atau setidaknya mendekati bangkrut. Bagaikan pasien koma yang tergantung pada alat-alat bantu. Jika alat bantu tersebut dicabut, dia langsung meninggal dunia.

Perusahaan zombie hidupnya bergantung pada utang. Pendapatan yang diperoleh tidak cukup untuk membayar biaya operasional perusahaan apalagi membayar utang perusahaan. Fenomena ini banyak terjadi di perusahaan di dunia termasuk Indonesia. Masih ingat PT Merpati Nusantara Airlines yang sudah nyaris bangkrut dan tidak beroperasi?

air, air travel, airbus

ilustrasi perusahaan pesawat terbang (gambar dari pexels.com)

Dalam era disrupsi sekarang ini seperti yang disebutkan Rhenald Kasali dalam buku SELF DISRUPTION, akan banyak bermunculan lazy companies dan zombie companies. Perusahaan zombi bisa berawal dari lazy companies, yaitu perusahaan yang enggan berubah, mereka sudah merasa nyaman dan aman dengan bisnis mereka, terbutakan dengan perubahan dan kemajuan teknologi. Hasilnya mereka ketinggalan zaman, kehilangan pelanggan, dan rezeki mereka pindah ke perusahaan lain.

Lazy companies diam di tempat, menyalahkan pihak lain, menyangkal dan lambat laun mereka menjadi zombie companies. Perusahaan-perusahaan seperti ini akan tergerus dalam disrupsi. Mereka harus berani mengubah pola kerja, mengadaptasi teknologi baru, mengubah mindset perusahaan. Intinya, mereka harus berani mendisrupsi bisnis mereka sendiri bila ingin terus eksis.

Be disruptive, or you will be disrupted.

[Melati/Expose]

Bagikan ke Sekitarmu!
Perusahaan Zombie