Kitab suci Alquran diturunkan ke dunia sebagai pendamping sekaligus pedoman bagi manusia untuk menjalani hidup. Uniknya, bagi masyarakat Indonesia yang memiliki bahasa yang berbeda dengan bahasa Alquran (yang berbahasa Arab), ada tantangan tersendiri untuk mendalaminya. Oleh karena itu, para ahli bersama-sama mencoba menjabarkan tafsir atas Alquran agar masyarakat dapat dengan mudah memahami isi Alquran.

Telah banyak buku tafsir dan terjemahan dibuat. Kita tinggal memilah dan memilih mana yang menurut kita paling baik untuk dibaca. Perlu dicatat bahwa dalam penerjemahan, tidak ada kebenaran yang absolut, terkecuali yang datangnya dari Allah SWT. Akan tetapi, manusia yang terus berupaya membuat tafsiran terbaik adalah sebaik-baik upaya agar dapat memudahkan manusia lain untuk dapat lebih memahami isi Alquran.

Buku The Message of Quran ditulis sebagai sebuah catatan pendamping bagi mereka yang ingin memahami Alquran dengan lebih menyeluruh.

Buku ini merupakan tafsiran dan terjemahan atas tulisan Muhammad Asad, seorang cendekiawan muslim yang kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Berikut ini, beberapa pendapat dari cendekiawan Indonesia mengenai buku yang wajib kamu miliki ini.

 

1. K.H. Miftah Faridl – Cendekiawan Muslim


K.H. Miftah Faridl (image from http://www.prfmnews.com)

“Al-Quran diturunkan untuk manusia berakal dan menyeru kepada pembacanya untuk berpikir. Tafsir ini unik, mungkin satu-satunya di dunia. Penulisnya adalah seorang Muslim mualaf Eropa yang bertahun-tahun tinggal bersama suku-suku Baduy Arab untuk mempelajari Bahasa Arab yang dianggap paling murni dan mendekati bahasa ketika Al-Quran diturunkan. Dengan demikian, terciptalah suatu tafsir yang memadukan pemikiran modern yang kritis dan rasional, dengan kecermatan menjaga kesahihan pemaknaan Al-Quran berdasarkan pemahaman Bahasa Arab yang mendalam.”

 

2. Sudjiwo Tedjo – Seniman, Budayawan


Sudjiwo Tedjo (image from twitter.com/sudjiwotedjo)

“Aku membaca dan masih terus mengikuti buku The Message of Quran melalui kultwit Ulil.”

 

3. Buya HAMKA – mufasir-sastrawan terkemuka, Ketua MUI Pertama: dalam Tafsir Al-Azhar, Juz 1, Surah Al-Baqarah [2]: 62


Buya Hamka (image from https://islamindonesia.id/)

“… Leopold Weiss, seorang wartawan dan pengarang ternama dari Austria; dahulunya dia beragama Yahudi, lalu masuk Islam. Pengetahuannya tentang Islam, pandangan hidup dan keyakinannya dia tulis dalam berbagai buku. Di antara buku yang ditulisnya itu terpaksa [dialihbahasakan] ke dalam bahasa Arab, untuk diketahui oleh orang-orang Islam sendiri di negeri Arab, yang telah Islam sejak turun-temurun. Bahkan, pada waktu dia menyatakan pendapatnya tentang dajal di dalam suatu majelis yang dihadiri oleh Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi, Syaikh Abdullah bin Bulaihid, maka beliau ini telah menyatakan kagumnya dan mengakui kebenarannya. Namanya setelah Islam ialah Muhammad Asad.”

 

4. Buya Ahmad Syafii Maarif – Mantan Ketua PP Muhammadiyah


Buya Ahmad Syafii Maarif (image from http://www.indeksberita.com/)

“Muhammad Asad adalah di antara mufasir kontemporer yang mampu menghubungkan alam pikiran klasik yang berkembang dalam peradaban Islam dengan suasana kekinian yang sarat dengan tantangan.”

 

5. Prof. Dr. Afif Muhammad – Guru besar Tafsir-Hadis UIN Bandung


Prof. Dr. Afif Muhammad (image from www.youtube.com)

“Dengan interpretasi rasional yang dipengaruhi Muhammad ‘Abduh, jadilah The Message of the Quran ini tidak saja sebagai translation and explanation (terjemahan dan penjelasan), tetapi sebuah tafsir menawan, rasional, dan ‘berani’, dengan pilihan kata yang akurat, yang disandarkan pada referensi-referensi otoritatif, plus informasi-informasi luar yang mungkin tidak ditemukan dalam tafsir-tafsir Al-Quran lainnya.”

 

6. Murad Wilfried Hofmann – Diplomat Republik Federal Jerman,penerima penghargaan Islamic Personality of the Year (2009) dari Dubai International Holy Quran Award


Murad Wilfried Hofmann (image from www.youtube.com)

“Muhammad Asad adalah cendekiawan Muslim-Eropa yang paling berpengaruh pada abad ke-20. Dia telah memberi kontribusi penting dalam semua bidang ilmu keislaman; Al-Quran, Sunnah, yurisprudensi, teori sosial, dan sejarah. The Message of the Quran karyanya, tidak diragukan lagi, merupakan terjemahan Al-Quran yang paling berhasil pada zaman kita ini.”

 

7.  Masdar F. Mas’udi – Ketua PBNU


Masdar F. Mas’udi (image from www.lingkarannnews.com)

“Saya membaca tafsir Al-Quran oleh Muhammad Asad ini mengandung relevansi yang kuat terhadap realitas problematik dalam ranah kehidupan umat Islam, khususnya, dan kemanusiaan, pada umumnya. Tafsir ini mencerahkan!”

 

8. Ali Audah, Ulama-cendekiawan, penerjemah Sejarah Hidup Muhammad karya Haekal


Ali Audah (image from https://geotimes.co.id/)

 “The Message of  the Quran adalah sebuah tafsir Al-Quran yang baik dan menarik. Senang sekali saya bahwa tafsir ini sekarang diterbitkan oleh Mizan. Muhammad Asad asal Austria ini sudah mempelajari juga bahasa Arab pedalaman … dan banyak mengacu kepada Muhammad ‘Abduh, Al-Zamakhsyarî, dan Al-Râzî, ketiganya termasuk mufasir yang rasional. Diharapkan, tafsir ini dapat memberi warna tersendiri dalam memperkaya pengertian kita tentang Al-Quran dan tafsirnya.”

 

9. Mochtar Pabottingi – Peneliti LIPI

Mochtar Pabottingi (image from http://untuknkri.org/)

“Lahir di Austria dari keturunan rabi Yahudi taat, kaya, dan terpelajar; fasih bahasa dan kitab-kitab suci Ibrani; masuk Islam pada 1926; menetap 39 tahun di lingkungan istana raja-raja dan kalangan terpelajar Islam, baik di Timur Tengah maupun di Anak Benua India, khususnya Pakistan; dan, di atas semuanya, pernah tinggal bertahun-tahun di tengah-tengah suku Badui yang masih mewarisi semantik bahasa Arab dari masa dan lingkungan Rasulullah, jarang orang yang memiliki kelengkapan intelektual istimewa untuk menjadi penerjemah-penafsir Al-Quran seperti Muhammad Asad (1902-1992). Asad mengerjakan The Message of the Quran (1980) dengan tekad menangkap seteliti mungkin diksi, denotasi, alusi, konotasi, dan pelbagai nuansa bahasa Al-Quran agar dia dapat memberikan terjemahan/tafsir terbaik dari kitab suci ini ke dalam bahasa Inggris. Umat Islam Indonesia patut menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya kepada Penerbit Mizan atas upayanya menampilkan karya utama ini dalam bahasa Indonesia.

 

10. Ruqayyah Waris Maqsood (Rosalyn Rushbrook) – Mualaf, cendekiawan, dan penulis buku-buku Islam asal Inggris

Ruqayyah Waris Maqsood (Rosalyn Rushbrook) (image from www.emel.com)

“Baru ketika kutemukan terjemahan Al-Quran yang lebih baik, terutama karya Muhammad Asad dan Maududi, aku merasakan getaran gairah kegembiraan: sebab, akhirnya kusadari ada yang Ilahi di sini, yang bukan sekadar menyampaikan pesan bagi orang lain, melainkan Tuhan yang benar-benar berbicara kepadaku. Al-Quran adalah teks yang menuntut kajian yang terus-menerus—ia memiliki makna-permukaan dan makna yang lebih dalam, dan isyarat-isyarat yang hanya bisa ditangkap oleh orang-orang yang berwawasan istimewa. Orang bisa mengkajinya sepanjang hayat, dan tetap saja menemukan sesuatu yang baru setiap hari.”

Melihat pandangan para cendikiawan mengenai buku The Message of Quran, tidakkah kamu dapat menangkap bahwa buku ini benar-benar istimewa? Bacalah sendiri sehingga kamu dapat memahami pentingnya buku The Message of Quran sebagai pendamping Alquran dan pendampingmu dalam menjalani kehidupan. Ditambah lagi ada diskon sebesar 20% hanya sampai 24 Mei di Mizanstore. Yuk cek selengkapnya di sini  The Message of Quran

[Hanung W L/ Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
The Message of Quran di Mata Para Cendekiawan