Kenapa Sih Anak Kita Suka Banget Ngomel Kalau Disuruh Nunggu?
Kita pasti sering dengar omelan, “Lamaaa!” saat di lampu merah, atau saat anak disuruh menunggu antrian. Kalau sesekali sih wajar. Tapi kalau anak kita tiap saat enggak sabaran, ada lho alasan di baliknya!
1. Anak Cenderung Punya Sifat Implusif
Ini bukan karena anak kita bandel, tapi karena dia impulsif. Anak impulsif itu kayak handphone yang sinyalnya kenceng banget. Begitu ada keinginan, maunya langsung saat itu juga!
Mereka belum bisa ngerem otaknya buat mikir, “Tunggu sebentar, ya.” Jadi, bukan mereka lagi ‘akting’, tapi memang susah banget untuk menunda keinginan.
2. Belum Paham Aturan Main
Kadang, anak susah sabar karena dia bingung sama aturan sosial. Contohnya, waktu kita ngobrol, anak main nyelonong aja. Nah, kalau dia susah nunggu giliran ngomong, dia juga bakal susah nunggu giliran dapat sesuatu.
Solusinya? Yuk, Ubah Menunggu Jadi Suatu Hal yang Menyenangkan
Untungnya, kesabaran itu bisa dilatih! Dan cara paling ampuh serta menyenangkan adalah lewat cerita.
Coba deh kenalan sama buku “Tunggu Sebentar, ya!” dari Fera Nur Aini. Buku ini cocok banget buat mengajari anak sabar, tapi dengan cara yang menyenangkan.
Keunggulan Utama Buku Ini: Validasi Dulu Emosi Anak
Dikutip dari instagram penulis dan penerbit bagian paling keren dari buku ini adalah caranya memvalidasi perasaan anak. Buku ini tidak langsung menyuruh anak diam, tapi mengakui dulu:
-
Mengakui Perasaan Anak: Cerita ini dimulai dengan mengakui bahwa memang banyak hal dalam keseharian yang memaksa anak untuk menunggu.
-
Menunggu Itu Memang Nggak Enak: Buku ini mengakui bahwa menunggu itu memang membuat kita tidak nyaman/bosan (meskipun kita tetap harus menghadapinya). Ini membuat anak merasa dipahami, bukan langsung disalahkan.
Pesan intinya jelas: Buku ini tidak mencekoki anak agar harus ini itu. Tapi, memberikan pemahaman dan ide bagaimana kita bisa bersikap saat harus menunggu.
Nunggu Itu Bukan Diam, Tapi Cari Kesibukan!
Pesan kedua buku ini keren banget: Menunggu itu bukan berarti kita harus duduk diam sampai lumutan. Tapi, menunggu adalah kesempatan buat kita cari keseruan di sekitar!
Anak diajak ganti mindset:
-
Pindah Fokus: Daripada melototin yang ditunggu, lebih baik melototin hal lain. Misalnya, seperti karakter di sampul yang asyik menggambar atau main sama kucing.
-
Angin Segar: Di akhir cerita, anak akan dapat ‘angin segar’ alias pemahaman yang menenangkan: bahwa ‘menunggu itu tidak selamanya’. Ada akhir dari setiap penantian, dan itu yang membuat mereka lebih tenang.
Penting: Kapan Harus Tanya Ahli?
Mengajarkan kesabaran butuh waktu dan kesabaran kita juga! Tapi, kalau anak kita super impulsif, gampang marah, enggak bisa nunggu sama sekali, dan ini mengganggu dia di sekolah atau saat main, ada baiknya kita cari tahu lebih lanjut.Para dokter dan psikolog anak sering bilang, ketidaksabaran yang parah itu bisa jadi gejala dari masalah Impulsivitas yang terkait dengan ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder). Kalau kita khawatir, jangan ragu untuk ngobrol sama dokter anak atau psikolog, ya! Dukungan yang tepat akan sangat membantu.
Ini adalah investasi untuk menguatkan mental anak karena dimulai dari pemahaman dan penerimaan terhadap perasaan mereka. Dengan cerita yang asyik, anak diajarkan cara mengubah momen-momen menunggu menjadi momen-momen emas yang penuh eksplorasi.
Lihat postingan ini di Instagram
(Artikel dari berbagai sumber dengan penyesuaian)
Awita Ekasari/Content Writer Mizanstore
https://www.understood.org/en/articles/impatient-child-child-cant-wait-turnhttps://www.instagram.com/p/DQtKWBLEeY9/?img_index=9
