“Jangan ajarkan anak membaca di usia yang terlalu dini!”

Wah, apakah pernyataan itu benar adanya, Bunda?

Sebenarnya, permasalahannya bukan benar atau salah, ya. Mungkin, maksud pernyataan tersebut adalah “jangan dipaksa”, bukan berarti tidak boleh sama sekali, lho!

Semangat membaca (literasi) tentu saja boleh ditularkan sejak usia yang masih sangat dini. Hal apa saja yang dapat dilakukan? Berikut ada 5 tips yang bisa dipraktikkan Ayah dan Bunda di rumah.

1. Mencontohkan Budaya Membaca

Hal pertama yang bisa dilakukan oleh Ayah dan Bunda adalah mencontohkan budaya membaca. Jangan sekadar memaksa, tapi mencontohkan adalah hal yang utama.

Setiap kali berada di rumah, coba untuk membawa pulang surat kabar dan mulai membaca di ruang keluarga. Lakukan hal ini secara rutin sehingga anak akan mulai tertarik. Ketertarikan bisa dimulai dengan cara mengganggu, menarik, bahkan merobek Koran Ayah atau Bunda. Akan tetapi, jangan dimarahi, ya, Yah, Bun!

kids-1136296_960_720

Reading with Dad (pixebay.com)

Biarkan anak merasa penasaran kemudian pelan-pelan perkenalkan mereka dengan huruf dan kata. Ajak Si Anak membaca bersama-sama jika ia mulai menunjukkan ketertarikannya. Mengenai satu dua huruf dan kata di headline koran juga seru, kan? Huruf besar-besar itu lebih mudah dibaca oleh Si Anak.

2. Mengajak ke Perpustakaan

Kesan suram dari perpustakaan seakan membuat tempat tersebut adalah tempat yang “haram” untuk dikunjungi anak-anak. Apalagi jika mengingat cerita bahwa ibu kepala perpustakaan itu galak dan tidak suka keributan.

Yah, Bun, sekarang perpustakaan sudah modern! Betul, lho!

Sebagai langkah untuk meningkatkan minat baca pada anak, berbagai perpustakaan didirikan dengan kesan yang friendly untuk anak. Bukan hanya perpustakaan milik yayasan atau perseorangan, tetapi juga perpustakaan milik pemerintah. Nggak percaya?

 

Perpus_Cikini

Perpustakaan Umum Pemerintah Daerah DKI Jakarta (astralife.co.id)

Ini adalah gambar salah satu perpustakaan umum milik pemerintah daerah di Jakarta. Perpustakaan dibuka setiap hari, Senin—Minggu (kecuali hari libur nasional), pukul 09.00—20.00.  Letak perpustakaan ini  masih berada di area Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Koleksi buku anaknya terbilang lengkap termasuk buku ensiklopedia, komik, dan berbagai buku untuk anak balita yang baru mulai membaca juga tersedia. Tidak hanya menyediakan buku, perpustakaan ini juga menyediakan arena playground dan tempat permainan edukatif untuk anak.

Oh iya, Yah, Bun, perpustakaan milik pemerintah ini dapat dikunjungi dengan tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun alias gratis, lho! Bagaimana? Seru, kan, datang ke perpustakaan?

3. Membelikan Hadiah Buku

Kado apa yang biasanya diberikan ketika anak berulang tahun? Pakaian baru? Sepatu baru? Sepeda baru? Wah, bagaimana kalau kebiasaan tersebut diganti dengan membelikannya buku?

Bukan berarti, Ayah dan Bunda tidak lagi diperbolehkan membelikan pakaian atau mainan baru, lho! Hanya saja, sesekali belikan juga buku sebagai alternatif pilihan bingkisan untuk anak.

book-fair-678256_960_720

Buy a Book (pixebay.com)

Berikan buku kepada anak pada event tertentu seperti hadiah juara kelas atau hadiah ulang tahun, agar anak memahami betapa berharganya sebuah buku. Jika perlu, buatkan perpustakaan mini di kamar Si Anak sehingga anak bisa memahami cara merawat bukunya.

Perhatikan label buku sebelum membeli, ya, Bun! Belilah buku anak sesuai tahapan pertumbuhannya. Biasanya ada label “buku anak” untuk buku-buku cerita yang dikhususkan untuk anak.

Untuk membuat anak penasaran, Ayah dan Bunda juga bisa mencoba membeli buku-buku berseri. Buku serial akan membuat anak menunggu-nunggu bagaimana kelanjutan kisah sebuah cerita.

4. Memberi Tahu Manfaat Membaca

Sebenarnya, yang lebih utama adalah memberitahukan kepada anak bahwa membaca itu bukan sekadar hobi. Dengan membaca, ilustrasikan hal-hal hebat yang bisa diperoleh anak. Betapa hanya dengan membaca, pengetahuan dan imajinasi dapat bertualang tanpa batas.

octopus-1235006_960_720

The Power of Reading (pixebay.com)

Ayah dan Bunda juga bisa mencontohkan tokoh-tokoh yang menjadi hebat karena gemar membaca. Para penemu, tokoh agama, atau siapapun sehingga anak termotivasi untuk menjadi sama seperti mereka.

Terakhir, jangan batasi bacaan anak. Jika anak lebih senang membaca komik daripada buku pelajaran, biarkan. Sesekali dilarang, anak mungkin akan mendapati dirinya menjadi malas lagi membaca. Jika memang anak lebih suka membaca komik, berbagai ensiklopedia dan buku pengetahuan modern kini banyak yang berbentuk seperti komik. Tidak ada ruginya, kan, Yah, Bun?

5. Membacakan Dongeng

Kebiasaan ini mungkin sudah mulai ditinggalkan masyarakat sekarang. Orang tua yang seringkali terlalu sibuk, kini tak lagi memiliki waktu untuk sekadar membacakan cerita pengantar tidur. Sayang sekali, lho, Yah, Bun!

Kegiatan membacakan dongeng untuk anak, meskipun terlihat sederhana, tetapi memiliki berbagai manfaat. Anak dapat menambah perbendaharaan kata, merangsang imajinasinya untuk membayangkan jalannya cerita. Selain itu, interaksi saat membacakan dongeng antara anak dan orang tua dapat menciptakan kedekatan hubungan, lho!

fdi2013-5

(Alm.) Pak Raden di Festival Dongeng Indonesia (indostoryfest.com)

Saat ini, berbagai gerakan dan komunitas dibangun untuk menggaungkan manfaat mendongeng bagi anak. Biasanya, komunitas tersebut mengadakan acara mendongeng di taman-taman atau tempat terbuka. Nah, bagi Ayah dan Bunda yang berminat, mengunjungi kegiatan seperti ini juga dapat menjadi alternatif kegiatan keluarga di akhir pekan.

 

(Disunting dari berbagai sumber dengan perubahan yang disesuaikan)

Bagikan ke Sekitarmu!
Mari Tularkan Semangat Literasi Sejak Dini