Para maestro Indonesia, Sapardi Djoko Damono, Pidi Baiq, dan Andrea Hirata telah berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Mereka berhasil meraih penghargaan dalam Anugerah Buku Asean 2018. Penghargaan ini didapatkan dari ajang Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF) 2018 yang secara formal akan diserahkan hari ini, Senin, 30 April 2018.

Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF) 2018 adalah salah satu perhelatan perbukuan paling bergengsi di Asia Tenggara. Tahun 2018 ini, KLIBF akan digelar untuk ke-37 kalinya. KLIBF 2018 tahun ini bertempat di Putra World Trade Centre (PWTC) dan akan dilaksanakan pada tanggal 27 April hingga tanggal 6 Mei 2018.

Sapardi Djoko Damono Peraih Penghargaan Kompilasi Buku Terbaik

Sapardi Djoko Damono menerima penghargaan atas trilogi novel Hujan Bulan Juni yang memenangkan kategori Anugerah Kompilasi Buku Terbaik dalam KLIBF 2018. Buku ini dinilai sebagai karya bermutu tinggi oleh Panel Penilai Profesional Anugerah Buku Asean.

Sapardi Djoko Damono (gambar hot.detik.com)

Mungkin sebelumnya, kamu lebih mengenal Sapardi sebagai maestro puisi Indonesia. Akan tetapi, melalui novel ini Sapardi telah berhasil membuktikan bahwa ia mampu menghasilkan karya yang berbeda dengan kualitas menawan. Tak luput dari ciri khasnya dalam berpuisi, trilogi Hujan Bulan Juni pun dilengkapi dengan koleksi puisi. Buku terbaru yang berjudul Yang Fana adalah Waktu bahkan disisipi buku kecil kumpulan puisi untuk Pingkan dari Sarwono yang begitu romantis.

Selain Sapardi Djoko Damono, ada 2 nama penulis lagi yang turut menyumbangkan penghargaan dari ajang Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF) 2018. Keduanya datang dari penulis yang karyanya diterbitkan oleh Mizan Group.

Pidi Baiq Peraih Penghargaan Fiksi Terbaik

Pidi Baiq yang akrab disapa Surayah juga berhasil membawa pulang penghargaan Anugerah Buku Asean 2018. Bukunya yang berjudul Dilan: Dia Dilanku Tahun 1990 telah berhasil merebut hati para pembaca.

Related image

Pidi Baiq (gambar dari www.whiteboardjournal.com)

Sebelum sampai ke kancah Internasional, kisah Dilan dan Milea telah lebih dahulu sukses di Indonesia. Kisah cinta remaja SMA ini bahkan telah difilmkan di awal tahun dan mendapat antusiasme yang sangattinggi dari penonton. Film ini setidaknya ditonton oleh 6 juta orang!

Kini, kisah Dilan dan Milea tak hanya milik warga Bandung pun masyarakat Indonesia saja, tetapi sudah masuk ke ranah Internasional. Buktinya,  Dilan: Dia Dilanku Tahun 1990  berhasil memenangkan kategori fiksi terbaik dalam Anugerah Buku Asean 2018. Ini artinya pembaca kisah Dilan dan Milea semakin luas saja, bukan?

Andrea Hirata Peraih Penghargaan Adaptasi Terbaik

Selain Pidi Baiq, Pak Cik—sapaan akrab untuk Andrea Hirata—juga meraih penghargaan yang sama dari kategori adaptasi terbaik dalam Anugerah Buku Asean 2018. Kamu pasti ingat kisah perjuangan  si Ikal dari Belitong yang telah mengispirasi masyarakat Indonesia, bukan? Ikal telah membuat kita percaya bahwa bermimpi haruslah besar sebab suatu saat, bukan tak mungkin itu akan menjadi nyata.

Image result for andrea hirata

Andrea Hirata (gambar dari http://iradiofm.com)

Buku pertamanya yang berjudul Laskar Pelangi pernah menjadi buku yang paling banyak dibaca pelajar dari seluruh dunia. Kini buku lanjutannya, Sang Pemimpi yang berhasil menarik perhatian panel penilai Anugerah Buku Asean 2018. Sekarang, kisah si Ikal telah dikenal masyarakat se-Asia Tenggara dan bukan tidak mungkin kelak kisah si Ikal mampu menginspirasi masyarakat dunia, bukan?

Mudah-mudahan, apa yang sudah diraih Sapardi Djoko Damono, Pidi Baiq, dan Andrea Hirata dapat menjadi pemicu semangat kita semua! Mari penulis muda di Indonesia, teruskan perjuangan mereka dengan menghasilkan karya terbaik yang mampu menembus batas dan dikenal dunia.

[Hanung W L/Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
Sapardi Djoko Damono, Pidi Baiq, dan Andrea Hirata Raih Anugerah Buku ASEAN 2018