Andrea Hirata (image from bentangpustaka.com)
Setelah cukup lama menghilang dari dunia penulisan, Pak Cik muncul dengan kaya terbarunya. Karya ke-10-nya yang spesial ini lah yang menjadi salah satu alasan Andrea dinobatkan menjadi Writer of The Month Mizanstore untuk bulan September ini.
Penasaran?
Mengingat rekam jejak perjalanan Andrea Hirata dalam dunia penulisan, tak terasa sudah berjalan dengan begitu panjang. Bersama dengan peluncuran buku terakhirnya, maka sudah genap 10 karya ia hasilkan. Masihkah kamu mempertanyakan kualitas tulisannya?
Sedikit bocoran untuk karya ke-10 yang sangat dirahasiakan saja, penggemarnya sudah membludak. Buku ini habis dipesan ketika masa pre-order, jauh sebelum bukunya masuk ke toko-toko buku lokal di pasaran. Tahu apa yang menarik? Semua yang memesan buku bahkan tidak mengetahui judul, halaman sampul, serta sinopsis dari buku yang mereka pesan itu. Akan tetapi, ya, karena inilah karya Andrea, yang begitu spesial di hati pembacanya, tentu mereka tak ragu untuk tetap memesannya.
Apakah penggemar dikecewakan setelah karya ke-10 ini lahir? Tentu saja tidak!
Buku berjudul Sirkus Pohon ini bukanlah sembarang buku. Andrea Hirata mengaku bahwa buku ini adalah buku yang sangat menyenangkan. Ia sendiri begitu senang ketika menulisnya dan oleh karenanya, ia tentu tidak akan membiarkan pembaca kecewa atas bukunya.
Buku ini bukan buku main-main. Meskipun memiliki alur yang seru dan lucu, buku yang berisi sisipan humor dan cerita lucu dari masyarakat Belitung ini juga disisipi unsur politik di dalamnya. Hal yang baru bagi Andrea karena dalam karya-karya sebelumnya ia tidak pernah menyisipkan unsur tersebut di dalamnya.
“Sepuluh anggota Laskar Pelangi, maka karya ke-10 ini harus dibuat dengan istimewa,”
begitulah pernyataan Andrea.
Sirkus Pohon yang mengangkat tema yang berwarna “baru” ini juga sangat istimewa. Buku ke-10 ini membutuhkan waktu 2 tahun untuk ditulis oleh Andrea. Fantastis, ya? Padahal biasanya, Andrea hanya memerlukan waktu dalam hitungan mingguan atau bulanan saja untuk menulis, sedangkan buku ini? Sampai 2 tahun lamanya, lho!
“Entah mengapa saya senang sekali ketika menulis buku ini. Ketika hampir sampai pada akhir cerita, saya akan merasa sangat sedih. Kemudian, saya memikirkan bagaimana caranya agar ceritanya masih bisa terus berlanjut, masih bisa diteruskan, pokoknya jangan sampai berakhir,” begitulah kata Andrea ketika diwawancarai.
Selain membutuhkan waktu penulisan yang lama, Andrea juga menunjukkan keseriusannya untuk menulis buku ini dengan melakukan riset. Riset yang dilakukannya secara langsung kepada penduduk Belitung memakan waktu yang tidak kalah fantastis: 4 tahun lamanya!
Tak ayal buku ini menjadi begitu istimewa, bukan?
Andrea dan Karya-karyanya yang Gemilang
Awal karier Andrea barangkali tidak semulus yang terlihat. Malahan, boleh dibilang bahwa tulisan yang dibuat oleh Andrea justru penuh dengan kejutan-kejutan yang mengubah jalan hidup Andrea.
Naskah Laskar Pelangi yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa itu, dahulu ditulisnya dengan malu-malu. Andrea tidak terlalu percaya diri bahwa naskah yang dibuatnya begitu menginspirasi. Tahukah kamu bahwa dahulu, teman Andrealah yang mengirimkan naskahnya ke penerbit?
Andrea pun terkejut kala dikabari oleh sang penerbit, Bentang Pustaka yang ingin memublikasikan karyanya. Tak disangka karya tersebut menginspirasi banyak pembaca sehingga menjadi mega best seller, dan sudah berkali-kali dicetak ulang.
Sebagian karya Andrea Hirata (image from andrea-hirata.com)
Ada pun buku Laskar Pelangi kemudian menelurkan adik-adiknya menjadi satu serial bacaan wajib di Indonesia pun mancanegara. Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, tak kalah sukses dengan kakaknya.
Kesuksesan serial Laskar Pelangi tak hanya dari sisi buku, melainkan merambah ke segala hal. Tak tanggung-tanggung, buku Laskar Pelangi beserta serialnya telah difilmkan. Dari sisi pariwisata pun, Belitung menjadi tempat wisata yang laris dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Andrea pun berhasil mendirikan museum kata pertama di sana.
Selesai dengan Laskar Pelangi bukan berarti karier kepenulisan Andrea terhenti. Ia masih produktif menulis buku-buku lain yang juga selalu menjadi best seller. Padang Bulan, Ayah, Cinta dalam Gelas, dan Sebelas Partiot adalah karya-karya Andrea yang tidak boleh kamu lewatkan begitu saja.
Andrea akan Pensiun?
Dalam salah satu wawancaranya ketika launching buku Sirkus Pohon, Andrea sempat ditanyakan perihal kemungkinan dirinya akan pensiun lagi untuk jangka waktu tertentu. Apakah betul demikian?
“Pekerjaan menulis adalah art (seni). Tidak ada pensiun dalam art (seni). Oleh karena itu, saya tidak mungkin pensiun menulis,” tegas Andrea Hirata.
Akan tetapi, ia mengakui bahwa dalam pembuatan buku ini, ia ngebut supaya setelahnya ia dapat beristirahat. Betul, setelah debut buku ke-10 ini, Andrea Hirata memiliki keinginan untuk rehat sejenak dan kembali ke Belitung, untuk beristiharat dan menikmati hari-harinya dengan penuh ketenangan.
Di tengah gurauan dan candanya, Andrea mengakui bahwa dirinya tak lagi muda. Ia mudah kelelahan sekarang. Oleh karena itu lah, ia membutuhkan istirahat yang lebih banyak. Barangkali, kembali ke Belitung adalah pilihan yang paling tepat.
Sukses selalu, Andrea! Kami tunggu naskah ke-11, ke-12, ke-13 dan seterusnya, ya!
[Hanung W L/ Copywriter Mizanstore]