Kisah cinta Dilan dan Milea tidak berhenti sampai Dilan: Dia Dilanku Tahun 1990. Masih banyak yang masih menggantung dan belum terselesaikan. Pertanyaan penting yang mungkin belum selesai dari buku pertamanya, hanya akan kamu ketahuinya di buku kedua, Dilan: Dia Dilanku Tahun 1991.
Jika di buku (atau di film) Dilan: Dia Dilanku Tahun 1990 kisah Dilan dan Milea ditutup dengan surat pernyataan cinta yang ditulis oleh Dilan pada 22 Desember 1990 di Warung Bi Eem, maka tentulah bisa dipastikan bahwa dalam buku Dilan: Dia Dilanku Tahun 1991 berisi kisah cinta antara Dilan dan Milea.
Warung Bi Eem (gambar oleh Pidi Baiq)
Masihkah buku kedua penuh dengan gombalan khas Dilan? Tentu! Kamu malah akan membaca (berhubung buku kedua ini belum difilmkan) banyak gombalan yang tak kalah unik dari buku pertamanya. Sedikit bocorannya, inilah beberapa puisi gemas yang ditulis Dilan di belakang buku PR Milea.
KALAU
“Kalau limun menyegarkan, kamu lebih. Kalau coklat diisi kacang mete katanya enak, tapi kamu lebih. Atau ada roti diisi ika tuna berbumbu daun kemangi, kamu lebih. Kamu itu lebih sehat dari buah-buahan. Tahu gak? Kamu harus mengerti, ya. Aku menyukaimu sampai tujuh ratus turunan, ditambah 500 turunan lagi.”
-Dilan
(Pidi Baiq dalam Dilan: Dia Dilanku Tahun 1991, hal. 30)
Hari-hari setelah hari jadian itu tentu sangat menyenangkan. Seolah-olah, Jalan Buah Batu dan seluruh Bandung jadi mendadak semakin menyenangkan untuk serasa hanya dimiliki Dilan dan Milea. Akan tetapi, ada satu hal penting yang tidak boleh kita lupa.
Pada hari itu, hari ketika Dilan dan Milea menetapkan hari jadinya, di hari yang sama pula Dilan bertengkar dengan Anhar di sekolah, bukan? Pertengkaran yang dipicu karena Anhar menampar Milea di Warung Bi Eem. Saat itu keadaanya Dilan sedang di-skors, tetapi sengaja datang ke sekolah hanya untuk menemui Anhar.
Dilan dan Milea (gambar oleh Pidi Baiq)
Hal itu menjadi penting karena kamu tidak tahu apa akibat dari aksi Dilan itu, bukan? Apakah yang akan terjadi? Mungkinkah Dilan dikeluarkan dari sekolah karena pertama, ia datang ke sekolah ketika seharusnya ia sedang di-skor. Kedua, Dilan datang untuk memukuli Anhar. Tentu ini akan menjadi pertimbangan penting oleh pihak sekolah. Dilan boleh jadi adalah salah satu siswa pandai karena seringkali mendapatkan rangking pertama. Akan tetapi, akankah hal ini cukup membantu mengingat Dilan juga dicap sebagai “anak nakal” yang sering ke luar masuk ruang BP?
Baca juga:
Jika Dilan dikeluarkan dari sekolah, bagaimana dengan Milea? Bagaimana dengan nasib hubungan mereka, kelak? Apakah hal ini juga akan menjadi bahan pertimbangan Milea untuk meneruskan hubungannya dengan Dilan? Milea tentu tahu dan merasakan sendiri bahwa Dilan adalah anak yang baik dan sangat menyenangkan. Tetapi, tak dapat dimungkiri, Milea tentu tahu bahwa Dilan adalah bagian dari geng motor. Akankah hal ini juga nantinya membuat hubungan Dilan dan Milea tak direstui oleh orang tua Milea?
Semua pertanyaan itu akan terjawab dengan jelas dan gamblang dari sisi Milea Adnan Hussein di buku Dilan: Dia Dilanku Tahun 1991. Selain pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu akan mendapati bahwa cerita cinta Dilan dan Milea akan membawa kita ke masa-masa yang manis, tetapi juga penuh ketegangan. Masa-masa gembira, juga penuh air mata. Cerita yang lebih menguras emosi dan membuat kita sebagai pembaca seolah ikut menyaksikan kisah cinta Dilan dan Milea dapat terus berjalan meskipun diterpa berbagai macam cobaan.
tokoh-tokoh yang juga akan kembali hadir di Dilan: Dia Dilanku Tahun 1991 (gambar oleh Pidi Baiq)
Akan hadir pula berbagai tokoh baru yang mungkin sebelumnya sudah disebutkan di buku pertama Dilan: Dia Dilanku Tahun 1990, seperti Tante Anis, Yugo, Pak Dedi, Burhan, Kakaknya Anhar, Bundanya Anhar, dan masih banyak lagi. Ada juga kehadiran tokoh-tokoh yang sebelumnya belum terlalu diperkenakan secara detail mengenai sifat dan perannya dalam kisah Dilan dan Milea dihadirkan kembali, seperti Kang Adi, Wati, Bunda, Piyan, dan Akew. Kamu juga akan mengenal Ayahnya Dilan yang katanya galak itu (padahal aslinya baik!), juga jangan lupa kehadiran Ayahnya yang baru tahu pacar anaknya adalah ia yang dulu mengaku utusan kantin yang datang ke rumah!
Satu hal yang paling penting yang tidak bisa dijawab hanya dengan membaca buku pertama adalah akhir kisah cinta Dilan dan Milea. Hal itu, hanya akan kamu ketahui setelah membaca buku Dilan: Dia Dilanku Tahun 1991. Kamu tidak akan bisa menduga kejutan kisah mereka berdua sampai kamu selesai di halaman terakhirnya!
“Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah.”
(Pidi Baiq 1972-2098)
[Hanung W L/ Copywriter Mizanstore]