Bulan Oktober diperingati sebagai bulan Bahasa dan Sastra, biasanya di bulan ini semakin banyak festival literasi dan kebahasaan. Salah satu yang tidak boleh ketinggalan adalah Ubud Writer Festival (UWRF). UWRF adalah salah satu festival sastra berkelas internasional yang menghadirkan berbagai pegiat di bidang literasi dan industri perfilman yang diselenggarakan pada 23-27 Oktober 2019. 

Memasuki tahun ke-16, kali ini tema yang diangkat adalah “Karma”. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, “Karma” diambil dari filosofi Hindu yang kali ini dikenal secara umum oleh semua orang. Bagi masyarakat dunia, karma sering diartikan sebagai hukum sebab akibat.

Bagi orang Hindu Bali, Karma Phala adalah konsep spiritual yang menyatakan bahwa setiap tindakan akan memicu konsekuensi yang setara dalam kekuatan dan bentuk yang serupa. “Karma Phala nak cicih” begitulah orang Hindu Bali menggambarkannya.

sumber: http://www.ubudwritersfestival.com/

Rangkaian Acara Menarik

Acara yang rutin hadir setiap tahunnya sejak 2004 ini diselenggarakan oleh Yayasan Mudra Swari Saraswati dalam rangka memulihkan tragedi ledakan Bom Legian. Tahun ini sebanyak 180 pembicara dari 30 negara, seperti Italia, Kolombia, Kamerun, Thailand, Turki, Portugal hingga Pakistan akan memeriahkan dalam 170 program di lebih dari 70 lokasi di Ubud. 

Bukan hanya diisi oleh pegiat literasi, tapi juga para pegiat di industri perfilman juga turut mengisi acara. Menghadirkan sutradara kawakan Indonesia Garin Nugroho, sutradara film eksperimental sekaligus novelis Richard Oh, serta penulis skenario di balik film-film paling menakjubkan Indonesia Rayya Makarim. Mereka hadir untuk membuka mata pengunjung Festival akan sisi paling menarik sekaligus menantang dalam berkarya di balik industri perfilman.

Tak ketinggalan para penulis Indonesia, seperti  Faisal Oddang, yang baru saja menerbitkan novel Raymond Carver Terkubur Mi Instan di Iowa, Lala Bohang yang dikenal dengan serial ilustrasinya The Book of Siblings, Leila S.Chudori, Seno Gumira Ajidarma, Laksmi Pamuntjak, Chandra Bientang, dan masih banyak lainnya. 

Sumber: http://www.ubudwritersfestival.com/

Sedangkan dari internasional, deretan pembicara tahap awal UWRF termasuk penulis makanan asal Inggris Yotam Ottolenghi, penulis buku terlaris asal Amerika Susan Orlean, serta jurnalis, cendekiawan, sekaligus penulis pemenang pernghargaan berdarah Kurdish-Iran Behrouz Boochani, yang saat ini masih ditahan di Pusat Detensi Pengungsi Australia di Pulau Manus dan akan hadir melalui siaran langsung. Kemudian ada Uzma Jalaluddin, penulis asal Kanada yang juga mengisi kolom yang membahas budaya dan parenting untuk Toronto Star dan menulis buku berjudul Ayesha. 

Keren-keren kan para pembicaranya? Acaranya juga nggak kalah menarik, di antaranya lokakarya, perilisan buku, pembacaan puisi, pameran seni, diskusi, dan lain-lain. UWRF 2019 akan ada 70 sesi kegiatan selama empat hari yang akan diadakan di tiga tempat, yaitu di Festival Hub Taman Baca, Restoran Indus, dan Museum NEKA. Jadi, jangan sampai ketinggalan ya keseruannya. Selengkapnya kamu bisa cek di instagram @ubudwritersfest. 

 

Artikel diolah dari berbagai sumber dengan penyesuaian

Awita Ekasari/Mizanstore

 

Bagikan ke Sekitarmu!
Melihat Keseruan Ubud Writer Festival 2019