Selamat ulang tahun, Sapardi. Terima kasih untuk rangkaian kata yang sederhana, namun sarat akan makna. Terima kasih untuk romantisnya bulan Juni, dan bulan-bulan lainnya, terutama Maret, karena telah melahirnya penyair sepertimu.

Adakah yang tidak mengenalnya? Sosok yang kini tak lagi muda, namun semangatnya dalam berkarya tetap menyala. Sapardi Djoko Damono, pria puitis yang telah melahirkan banyak sajak yang manis.

Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940. Mengenai tempat lahirnya, pria yang akrab disapa ini asli kelahiran Solo. Tahun ini, putra Sadyoko dan Sapariyah ini genap berusia 78 tahun.

Sapardi dan Sastra

Pada suatu wawancara, Sapardi mengaku tidak pernah bercita-cita sebagai seorang penyair. Ia mengatakan bahwa kedekatannya dengan syair dan puisi—secara umum dengan dunia sastra—adalah sesuatu yang tidak disengaja. Akan tetapi, tidak dapat dimungkiri bahwa bakatnya sudah terlihat sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Sapardi Djoko Damono (image from cdn.tempo.co)

Sapardi, atau yang akrab juga disapa dengan sebutan SDD melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi dengan mengambil jurusan Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada. Ia meraih gelar sarjananya pada tahun 1964. SDD melanjutkan kariernya dengan menjadi dosen di IKIP Malang cabang Madiun, selama 4 tahun. Selanjutnya sejak tahun 1974, SDD melanjutkan mengajar di Fakultas Sastra (yang kini bernama Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) di Universitas Indonesia.

Sumber lain menyatakan bahwa setelah memeroleh gelar sarjana, SDD sempat memperdalam pengetahuannya di Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat pada tahun 1970—1971. Selanjutnya, pada tahun 1989, SDD memeroleh gelar Doktornya dari Universitas Indonesia.

Di sela-sela kiprahnya sebagai pengajar sastra, SDD juga menuliskan karya-karyanya. Betul, di tengah kesibukannya menjadi dosen, karya-karya yang ditulis dan dibukukan oleh SDD bukan hanya satu dua jumlahnya melainkan sangat banyak. Daftar berikut setidaknya yang sempat dicatatkan dalam Wikipedia.

Daftar Karya Fiksi Sapardi

  1. Duka-Mu Abadi“, Bandung (1969)
  2. “Lelaki Tua dan Laut” (1973; terjemahan karyaErnest Hemingway)
  3. “Mata Pisau” (1974)
  4. “Sepilihan Sajak George Seferis” (1975; terjemahan karya George Seferis)
  5. “Puisi Klasik Cina” (1976; terjemahan)
  6. “Lirik Klasik Parsi” (1977; terjemahan)
  7. “Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak” (1982, Pustaka Jaya)
  8. “Perahu Kertas” (1983)
  9. “Sihir Hujan” (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II diMalaysia)
  10. “Water Color Poems” (1986; translated by J.H. McGlynn)
  11. “Suddenly the night: the poetry of Sapardi Djoko Damono” (1988; translated by J.H. McGlynn)
  12. “Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
  13. “Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia” (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
  14. Hujan Bulan Juni” (1994)
  15. “Black Magic Rain” (translated by Harry G Aveling)
  16. “Arloji” (1998)
  17. “Ayat-ayat Api” (2000)
  18. “Pengarang Telah Mati” (2001; kumpulan cerpen)
  19. “Mata Jendela” (2002)
  20. “Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?” (2002)
  21. “Membunuh Orang Gila” (2003; kumpulan cerpen)
  22. “Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia periode awal (1870an – 1910an)” (2005; salah seorang penyusun)
  23. “Mantra Orang Jawa” (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
  24. “Before Dawn: the poetry of Sapardi Djoko Damono” (2005; translated by J.H. McGlynn)
  25. Kolam” (2009; kumpulan puisi)
  26. Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita” (2012)
  27. Namaku Sita” (2012; kumpulan puisi)
  28. “The Birth of I Lagaligo” (2013; puitisasi epos “I La Galigo” terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John McGlynn)
  29. Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak” (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi)
  30. “Trilogi Soekram” (2015; novel)
  31. Hujan Bulan Juni” (2015; novel)
  32. Pingkan Melipat Jarak” (2017; novel)
  33. Melipat Jarak” (2017; kumpulan puisi)

Sapardi kala membacakan puisinya (image from alineatv.com)

Daftar Karya Non-Fiksi Sapardi

  1. “Sastra Lisan Indonesia” (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.
  2. “Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan”
  3. “Dimensi Mistik dalam Islam” (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel “Mystical Dimension of Islam”, salah seorang penulis.
  4. “Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia” (2004), salah seorang penulis.
  5. “Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas” (1978).
  6. “Politik ideologi dan sastra hibrida” (1999).
  7. “Pegangan Penelitian Sastra Bandingan” (2005).
  8. “Babad Tanah Jawi” (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).
  9. “Bilang Begini, Maksudnya Begitu” (2014), buku apresiasi puisi.

Puisi, cerpen, novel, karya terjemahan, serta kumpulan pemikirannya merupakan tulisan-tulisan yang pernah dibuat oleh Sapardi. Kini, buku-buku hasil tulisannya dijadikan bahan kajian dan buku pemikirannya turut mewarnai penelitian-penelitian sastra. Seakan-akan, tak lengkap tulisan ilmiah perihal sastra tanpa menyebut namanya.

AKU INGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Kutipan ini hampir selalu muncul dalam undangan pernikahan. Tahukah kamu bahwa puisi ini adalah tulisan Sapardi. Kalimat yang sangat sederhana. Deskripsi tentang cinta yang begitu sarat akan makna.

Terima kasih, Sapardi. Untuk semua kata-kata sederhana yang berubah jadi indah karenamu. Selamat ulang tahun. Panjanglah umurmu agar dunia dapat selalu menikmati tulisanmu.

(diolah dari berbagai sumber dengan penyesuaian)

[Hanung W L/Copywriter Mizanstore]

Bagikan ke Sekitarmu!
Selamat Ulang Tahun yang ke-78, Sapardi