“Menulis bukanlah pekerjaan yang mudah. Menulis membutuhkan konsistensi, keteraturan. Semakin sering menulis, semakin terasah bakatmu. Semakin sering menulis, semakin kamu menemukan gayamu. Teruslah menulis.”—Aan Mansyur
Dalam acara Asean Literary Festival 2017, kemarin, Mizanstore berkesempatan untuk mendapatkan wawancara spesial dengan penulis yang tak asing lagi, Aan Mansyur. Dengan pembawaan yang sangat luwes, Aan memberikan pendapatnya mengenai dunia tulis menulis yang telah ditekuninya selama ini.
Aan Mansyur dan buku Perjalanan Lain Menuju Bulan (foto: dokumentasi pribadi)
Awal Mula Menulis
Aan mengaku bahwa ia mulai menulis sejak kecil. Ia sebenarnya adalah anak yang pemalu. Ia mengungkapkan seluruh perasaannya, segala hal yang ingin ia sampaikan melalui tulisan. Maka sejak ia menyadari hal itu, ia mulai menulis.
Jika dibuat list barangkali draft tulisan Aan sudah ribuan jumlahnya. Wow!
Ketika ditanya apakah ada penulis yang diidolakan, Aan justru bercerita tentang masa kecilnya. Dahulu, sebelum mulai rajin menulis, Aan senang membaca. Buku apa pun ia baca. Oleh karena kegemaran ini, kakeknya pernah memberikan sebuah buku yang berjudul … . Buku yang ditulis oleh … adalah buku yang mengispirasinya hingga kini.
Buku itu selalu dibawa Aan ke mana pun ia bepergian. Ia terus membaca ulang buku tersebut sebagai bahan inspirasinya. Baginya, meskipun buku tersebut telah usang, itu adalah harta berharga yang tidak ternilai.
“Buku itu bagus sekali. Boleh dibilang, buku itu pulalah yang menggerakkan hati saya untuk menulis. Bahwa dengan buku itu saya pernah bertekad ‘jika suatu saat saya akan membuat buku, saya akan membuat buku yang sangat baik seperti buku itu.’”
Menulis Puisi atau Cerpen?
Pertanyaan ini agak sulit dipilih oleh Aan. Ia mengakui bahwa ketika ia menulis, semua mengalir begitu saja. Ketika sedang ingin menulis puisi, maka lahirlah puisi. Ketika sedang ingin menulis cerpen, maka lahirlah cerpen. Ia menyukai keduanya secara umum, tanpa pilih kasih untuk mencintai salah satunya secara khusus.
Baginya, melalui puisi, ia bisa menyembunyikan perasaan-perasaan yang ingin ia lontarkan. Dengan puisi, orang tentu punya cara sendiri untuk memaknainya. Puisi sangat universal, juga multitafsir. Silakan memaknai puisi ini dengan caramu, Aan telah menulis dengan caranya.
Kadang ketika membuat puisi, Aan merasa harus mendalami karakter puisi-puisi tersebut. Misalnya, ketika ia diminta untuk membuat puisi untuk film AADC2, ia harus membayangkan dirinya sebagai tokoh Rangga. Saat itu, lahirlah begitu banyak puisi yang kemudian disajikan dalam buku Tidak Ada Newyork Hari Ini, yang telah terjual ribuan kopinya dan cintai oleh para penikmatnya.
Menulis cerpen pun sama menyenangkannya seperti menulis puisi. Keistimewaannya, barangkali, karena lebih banyak menghasilkan buku puisi, tulisan-tulisan Aan menjadi sangat puitis. Maka ketika ia mulai menuliskan cerpen, semua cerpennya menjadi puitis pula. Diksi yang dipilihnya untuk menulis cerpen-cerpen tersebut menghasilkan tulisan yang jelas menjadi khas Aan Mansyur.
Tips Menulis ala Aan Mansyur
Bagi Aan Mansyur, kelemahan dari anak muda sekarang adalah selalu mencari jalan mudah untuk menulis. Sementara itu, baginya tidak ada cara mudah untuk menulis. Menulis adalah pekerjaan yang sulit. Jika ingin menjadi penulis yang hebat dan memiliki gaya sendiri, carilah jalan sulit itu. Jangan mau melewati jalan mudah karena semua orang akan berada di sana juga.
Kamu harus menemukan caramu sendiri untuk menulis.
Akan tetapi, Aan memaparkan bahwa setidaknya ada 3 cara agar kamu dapat menghasilkan tulisan yang baik. Pertama, kamu harus banyak membaca. Bacalah banyak buku, banyak sekali. Misalnya begini, mungkin, untuk menuliskan satu buah buku, kamu harus membaca setidaknya seribu buku. Kamu akan menemukan apa-apa yang kamu maui dengan cara banyak membaca. Apabila contoh tadi terlalu berat bagimu, ya, seperti yang Aan paparkan, temukan caramu sendiri.
Kedua, kita harus bersusah payah untuk menulis. Menulis adalah pekerjaan yang berat. Barangkali, jangan pernah berhenti menulis adalah kuncinya. Jangan ada istirahat ketika menulis. Teruslah menulis, teruslah menghasilkan karya. Dengan banyak menulis, pada akhirnya, kamu akan menemukan gayamu sendiri.
“Kedua tips yang diberikan mungkin akan berat bagimu. Barangkali, dengan dua tips yang diberikan di atas, kamu malah justru lebih memilih untuk bunuh diri,” canda Aan di tengah wawancara, “maka simaklah tips ketiga ini,” lanjutnya.
Ketiga, bermain-mainlah. Menulis harusnya menjadi kegiatan yang membuatmu riang. Usahakan supaya ia menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk kamu lakukan. Jangan terpaksa menulis, jangan memaksakan diri untuk menulis. Ketika kamu menulis dengan senang, maka kamu akan menghasilkan tulisan yang menyenangkan untuk dibaca oleh semua orang.
Menulis dan Memublikasikan Tulisan
Ada banyak cara, tentu, agar tulisan yang kamu hasilkan dapat dibaca khalayak. Bukankah tujuan untuk menulis adalah untuk dibaca? Bagilah tulisan terbaikmu. Jangan takut untuk menulis.
Mizanstore memiliki program untuk menerbitkan tulisan-tulisan secara mandiri melalui Self Publishing. Bagi kamu yang sudah pernah menulis atau baru berkeinginan untuk menulis, kami sangat terbuka untuk segala jenis tulisan. Jika kamu tertarik, perkenankanlah diri untuk mampir dan melihat prosedur penerbitan buku Self Publishing Mizanstore di sini. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan mengirim surel ke alamat selfpublishing@mizan.com.
Jangan pernah berhenti menulis. Teruslah menulis, teruslah berkarya.
[Hanung W L/ Copywriter Mizanstore]